Ad Genius Lee Tae Baek Eps 1

No Comments

Cerita dibuka dengan rutinitas kota, dengan ramainya kendaraan yang berlalu lalang dari pagi hingga malam. Di setiap papan, terpasang papan2 iklan yang dihiasi lampu. 


Orang kota hidup dengan melihat iklan setiap saat. Setelah mereka bangun, mereka memulai hari dengan membaca iklan di koran. Saat pergi kerja, mereka iklan dari bus atau kereta bawah tanah. Mereka juga mendengarkan iklan dari radio dan menerima selebaran iklan yang dibagikan di jalan. Mereka juga meng-click iklan saat menjelajahi situs internet. Bahkan smartphone mereka bergetar karena iklan. Bagi orang kota, iklan adalah godaan, polusi dan seni.
(Lee Taek Baek)


Seorang pria tengah asyik menggambar. Ketika namanya dipanggil, ia berdiri dan menjawab panggilan itu.
 Lee Tae Baek, nama pria itu!


Seorang pramugari menuangkan anggur ke dalam gelas seorang wanita. Wanita itu meminum anggurnya sambil membaca sebuah majalah. Di majalah itu, terpampang foto Addie Kang. Addie Kang adalah peraih penghargaan pengiklan terbaik nomor 3.


Wanita itu lalu menoleh ke samping. Pria yang ada di majalah itu duduk disampingnya. Wanita itu tersenyum. “Mr. Addie. Apa itu nama aslimu?” tanya wanita itu. Addie menoleh ke wanita itu. Wanita itu menunjukkan isi majalah tersebut. Addie diam saja. Ia kembali berkutat dengan kesibukannya.
 “Nama Addie terdengar seperti nama yang putus asa” ucap wanita itu.
“Nama Hanbyul untuk seorang aktris juga bukan seperti puisi.” Jawab Addie.
“Nama itu adalah nama CEO agensi cinta pertamaku.” Jawab Hanbyul.
 Hanbyul kembali menatap Addie. “Mr. Addie. Apa benar kau ini begitu hebat?”
 “Jangan ganggu aku.” Pinta Addie.
 “Baiklah. Aku akan mengetesmu. Jika Weston dan Origin sama2 menyepakati penawaran persetujuan iklan kopi, mana yang akan dipilih?”
 “Weston yang harus dipilih.” Jawab Addie mantap.
 “Kenapa?”
 “Karena perusahaan pengiklan Weston adalah Geumsan Ad, yang sekaligus tempatku mulai bekerja hari ini.” Jawab Addie.
 “Bisakah aku meminta kartu namamu?” tanya Hanbyul.
Addie pun memberikan kartu namanya. 


Lee Tae Baek sedang menjalani tes wawancara kerja. Ada beberapa pelamar lain yang ikut diwawancara dengannya. Ada pelamar yang masuk karena koneksi orang penting. Tae Baek yang merasa tidak diperhatikan, bangkit dari duduknya. Pelamar dan para pewawancara kaget melihat Tae Baek.
“Saya pelamar no. 88. Lee Tae Baek. Karena tidak ada yang menanyai saya, makanya saya berdiri. Saya akan menjawab pertanyaan yang diberikan pada saya tanpa menyembunyikan apapun.” ucap Tae Baek penuh semangat.
“Aku suka semangatmu. Tapi…” ucap seorang pewawancara, lalu membaca riwayat hidup Tae Baek. Ia pun melanjutkan perkatannya, “Kau dikeluarkan dari kampusmu. Nilai TOEIC-mu 400. Dan kau tidak pernah mendapatkan penghargaan apapun. Seharusnya kau menyembunyikan hal ini.”
“Sama seperti kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan nilai, aku tidak pernah berpikir kalau iklan bergantung pada riwayat hidup seseorang.” Jawab Tae Baek.
“Kata2mu pernah kudengar dalam trailer film tahun 1988. Dari kata2mu, juga penampilanmu. Kau tidak cocok berada dalam dunia periklanan.” Ucap pewawancara yang lain.
Tae Baek lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. Sebuah korek api bergambar.
“Aku tidak lebih dari pemantik api yang lusuh. Tapi jika kau membalikanku, terbuka lebar. Aku aku datang padamu dan menjadi pencetus iklan yang terhebat.” Jawab Tae Baek sambil menyalakan pemantik api.
Para pelamar tercengang dengan aksi Tae Baek. Tapi tidak dengan para pewawancara. Mereka justru menertawakan Tae Baek.
“Meskipun aku memiliki spesifikasi dan gaya yang rendah, tapi semangat dan ide2ku terus menyala. Imajinasiku yang hebat, sifat optimisme-ku dan semangatku yang menyala2 akan membuatku menjadi pengiklan yang terhebat.” Ucap Tae Baek lagi.


Lee Tae Baek mengendarai motornya dengan penuh kebahagiaan. Tiba2, ponselnya berdering.
“Hey, kau dimana? Ini benar2 gila.” Ucap si penelpon.
“Apa kau tahu hal gila apa yang baru saja terjadi? Aku berhasil memukau para pewawancara.” Jawab Tae Baek.


Seseorang menabrak Baek Ji Yoon. Barang2 yang dibawa Ji Yoon pun berhamburan di jalan.


Si penelpon Tae Baek adalah teman laki2 Tae Baek.
“Ini darurat. Orang2 Geumsan mau kita memasang tandanya sekarang.” ucap teman Tae Baek.
“Bukannya kita masih ada waktu 3 jam lagi?” tanya Tae Baek.
“Aku tidak tahu soal itu. Tapi mereka mau kita melakukannya sekarang. Jika tidak, mereka akan membatalkan kontraknya.”
“Baiklah, aku segera ke sana.”


Ji Yoon memunguti barang2nya. Tae Baek yang melajukan motornya dengan kencang kaget melihat ada perempuan di depannya. Ji Yoon kaget dan menutup matanya. Tae Baek mengerem mendadak. Ji Yoon selamat, tapi roda motor Tae Baek menginjak salah satu barang Ji Yoon. Ji Yoon panic melihat barang bawaannya pecah. Ia memegang pecahan kacanya dengan perasaan kecewa.
“Apa kau baik2 saja?” tanya Tae Baek.
“Aku bisa dibunuhku bossku karena ini.” Jawab Ji Yoon.
“Aku minta maaf sudah membuatmu takut.” Ucap Tae Baek.
“Kalau kau mau minta maaf, bisakah kau mengganti barang2 ini? Ini adalah Mercion. Aku mohon.” Pinta Ji Yoon.
“Maafkan aku, tapi aku juga sedang sibuk.” Ucap Tae Baek.
“Kalau begitu, urus saja urusanmu sendiri!” jawab Ji Yoon ketus, lalu pergi ninggalin Tae Baek.


Sesampainya di kantor, Ji Yoon langsung menemui bossnya. Ternyata Ji Yoon bekerja di Geumsan. Boss Ji Yoon adalah Go Ah Ri. Ah Ri kaget saat Ji Yoon mengaku kalau Mercion yang dibelinya pecah. Ji Yoon minta maaf karena tidak hati2. Ah Ri tanya apa Ji Yoon tidak tahu kalau Perwakilan No bekerja untuk Mercion.
Ji Yoon mengikuti Ah Ri yang masih marah2 padanya. Ji Yoon hanya bisa berkata maaf. Ah Ri pun menyuruh Ji Yoon mendapatkan barang itu lagi. Saat Ji Yoon hendak pergi, Ah Ri kembali memanggilnya. Ia tanya apa papan iklan sudah dipasang di tempat yang bisa dilihat Perwakilan No. Ji Yoon bilang kalau dia sudah membereskan hal itu. 


Ah Ri masuk ke ruangan yang sedang disetting untuk pertemuan. Ia memandangi orang2 yang sibuk. Ah Ri lalu menatap jam tangannya, dan mengingatkan para pegawai kalau waktu mereka tinggal satu jam lagi.


Tae Baek sedang bersiap2 untuk memasang papan iklan Geumsan. Temannya mengeluh karena mereka gak membawa konsep. Tae Baek kesal saat teringat konsepnya yang tertinggal di ruang tunggu wawancara. Akhirnya ia memilih membuat konsep yang baru. Teman2nya bertanya apa Tae Baek yakin.
Tae Baek lalu mendekati papan iklan Geumsan, disusul kedua temannya. Ia bilang papan iklan itu tidak bisa dipasang secara horizontal.


Ji Yoon sedang membersihkan baju Ah Ri. Tiba2, Ah Ri berseru kaget. Ia kaget melihat papan iklan yang dipasang secara vertical. Ji Yoon menjelaskan kalau ia sudah menyuruh para pekerja dengan benar. Ah Ri tidak mau dengar penjelasan Ji Yoon. Ia memberikan waktu 30 menit untuk mengubah posisi papan iklan itu. Kalau tidak, ia akan memecat Ji Yoon juga membatalkan kontrak.


Addie melihat papan iklan itu dari mobilnya. Ia tersenyum. Lalu ponselnya berbunyi. Telepon dari ayahnya. Sang ayah marah2 karena Addie yang belum tiba di kantor. Addie bilang kalau tidak ada yang berubah dari ayahnya. Sang ayah masih suka marah2. Sang ayah memberitahu kalau President No dari Dae Sung akan datang. Ia menyuruh Addie segera ke kantor jika Addie ingin cepat naik ke puncak. 


Ji Yoon naik ke atap. Betapa kagetnya dia saat tahu salah satu pekerjanya adalah org yang menabraknya di jalan tadi. Ji Yoon menyuruh Tae Baek memperbaiki letak papan iklan itu. Tae Baek menjelaskan kalau papan itu tidak bisa dipasang secara horizontal. Ji Yoon yang malas mendengarkan penjelasan Tae Baek, akhirnya melakukannya sendiri. Tae Baek mencoba menahannya. Ji Yoon memberitahu jika mereka tidak melakukan perintahnya, maka kontrak akan dibatalkan. Mendengar itu, Tae Baek langsung memperbaiki papan iklan itu.




Ayah Addie menyambut baik kedatangan President No. President No melihat papan iklan itu sudah dipasang secara horizontal. Ia melihatnya tanpa ekspresi, lalu melangkahkan kakinya ke gedung Geumsan. Addie yang juga melihat papan itu dari kantornya, menyuruh seketarisnya mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas pemasangan papan itu.


Addie menelpon Ji Yoon. Ia menyuruh Ji Yoon mengubah letak papan iklan itu menjadi vertical. Tae Baek kesal mendengarnya. Ji Yoon mau ikut membantu Tae Baek mengubah papan iklan itu. Awalnya Tae Baek melarang namun Ji Yoon berkeras. 


Ah Ri sedang melakukan presentasi. Ia jelaskan kalau daya tarik dari suatu merek itu bukan diciptakan pemasok, tapi dibuat oleh customer. Jika kita ingin membuat orang2 mencintai merek tersebut, maka kita harus mengikutsertakan costumer. Itulah konsep dari Dae Sung Cars. Semua tampak serius mendengarkan penjelasan Ah Ri, termasuk President No. Addie masuk ke ruangan. Ia hanya senyum mendengar penjelasan Ah Ri.


Ji Yoon dan Tae Baek masih diatap. Mereka sibuk membetulkan letak papan iklan itu.


Ah Ri masih sibuk dengan presentasinya. Sekarang ia menjelaskan grafik terbaru berdasarkan usia pelanggan. President No menyela. Ia bilang tidak peduli dengan waktu Ah Ri yg terbuang sia, tapi sampai kapan Ah Ri akan membuang2 waktunya. Semua terkejut dengan ucapan President No. Ah Ri berusaha tenang. Ia bilang semua pekerjaan akan terasa lebih mudah jika pelanggan memberikan jawaban yang pasti pada Geumsan. President No gak bisa membantah lagi. Ah Ri kembali ngelanjutin presentasinya. Ia bilang kalau iklan Geumsan di 2013 ini adalah konsep mobil baru Dae Sung. Lalu dari layer projector keluarlah gambar mobil dengan tagline New Revolution.


Ji Yoon nyaris jatuh dari atap! Untung Tae Baek segera memegangi Ji Yoon.
”Apa kau baik2 saja?” tanya Tae Baek. Ji Yoon menjawab singkat, Ya. Tae Baek bilang kalau tak seharusnya Ji Yoon melakukan hal itu. Ji Yoon bilang kalau laki2 tidak boleh berkata begitu, perempuan harus begini… perempuan gak boleh begitu. Tae Baek bilang kalau Ji Yoon gak cocok bekerja dalam dunia iklan dan menyuruh Ji Yoon kerja pada pemerintah untuk melindungi Negara.



Semua memberikan applause pada Ah Ri, kecuali President No. Ayah Addie yang melihat itu berhenti memberikan applause, diikuti peserta rapat lainnya. President No bilang kalau konsep iklan yang dipaparkan Ah Ri sangat memuakkan. Ah Ri kesal. President No bicara pada ayah Addie kalau mereka mempertaruhkan semuanya untuk merilis mobil baru, namun ia tak menyangka kalau Geumsan bisa melakukan hal buruk macam itu. Ayah Addie minta maaf.


President No berniat meninggalkan ruang pertemuan. Namun Addie memperkenalkan dirinya tiba2. President No yang sudah berdiri duduk lagi. Addie meminta President No memberikan waktu selama dua minggu untuk Geumsan. Ia janji Geumsan akan membuat iklan yang disukai President No.
”Kenapa harus dua minggu? Aku berikan kalian waktu 30 menit, yakinkanlah aku.” Ucap President No.





Addie pun melangkah ke arah dinding. Semua bertanya2 apa yang akan dilakukan Addie. Addie memecent tombol di dinding yang membuat penutup jendela sedikit demi sedikit terangkat. Ah Ri yang melihat itu kaget, begitu juga dengan yang lainnya. Addie jelaskan kalau Colombus membuat telur bisa berdiri, namun hari itu dia hanya bisa membuat sebuah mobil berdiri. Colombus menemukan dunia baru dan aku akan membuatkan iklan yang unik untuk anda. Apakah anda tidak ingin tahu iklan unik macam apa yang akan aku buat?
President No memandang Addie dengan tatapan sungguh2. Semua cemas menanti jawaban President No. Akhirnya, President No pun menyetujuinya dan akan datang menemui Addie setelah dua minggu. Setelah itu, President No beranjak ninggalin ruang pertemuan.


Ji Yoon dan Tae Baek masih menggantungkan diri di atap. Tae Baek mengajak kenalan Ji Yoon karena mereka akan sering bertemu dikarenakan pekerjaan mereka. Ji Yoon memperkenalkan dirinya sbg staff magang Geumsan dan ingin menjadi penulis iklan terbaik. Tae Baek mengenalkan dirinya sbg karyawan ‘Surga Papan Iklan’. Ji Yoon tertawa mendengarnya.


Tim Ah Ri ngomel2 atas apa yang terjadi di ruang rapat tadi. Ah Ri bilang kalau konsep iklan yang mereka buat gak terlalu buruk. Tim yang udah membuat iklan marah dan tanya apa iklan yang mereka buat begitu mengerikan. Addie masuk ke ruangan itu. Ia langsung duduk. Ia lalu bilang kalau yang bertanggung jawab membuat konsep iklan Dae Sung adalah dirinya. Semua kaget mendengarnya. Addie gak peduli. Ia menyuruh yg lain mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan.


Ji Yoon masuk ke ruangan itu. Ia minta maaf karena datang terlambat. Addie bilang kalau rapat akan segera mereka mulai. Dalam rapat, Addie tanya pada Ah Ri, apakah Ah Ri benar2 lulusan dari Art Center College Of Design (ACCD). Ah Ri hanya memandang Addie. Addie mau Ah Ri ikut berperan sbg pencipta, bukan sbg AE. Ah Ri bilang tidak mungkin menciptakan konsep baru dalam dua minggu. Addie dengan mantap menjawab kalau itu adalah tanggung jawabnya. Tanggung jawab Ah Ri hanyalah mengerjakan apa yang diperintahkannya.


Perhatian Addie beralih pada Lee Eun Hye.
“Kudengar dulu kau adalah penulis iklan terbaik di Geumsan. Apa kau sudah mulai kehilangan kreatifitasmu? Atau timmu yang buruk?” ucap Addie.
Eun Hye yang kesal, bangkit dari duduknya. “Oh My God! Direktur!”
”Kata2 memuakkan bagi seorang pembuat iklan adalah kata2 yang mematikan!” jawab Addie tegas.
Semua pun terdiam.


Untuk menemukan esensi dari mobil, kita harus menemukan kepribadian dari mobil. Membawa ekspresi wajah dari masing2 mobil. Masing2 1000 foto. Aturan berkualitas tinggi dan perubahan, dengan kemampuanmu sekarang, kami tidak menjamin kualitas. Gunakan lebih banyak dan buang lebih banyak untuk menemukan satu kualitas tertinggi (Addie Kang)


Ji Yoon ada di jalan, melaksanakan perintah Addie. Ia mengambil foto2 mobil yang berlalu lalang. Ia bahkan sampai dimarahi pengendara. Ji Yoon hanya bisa minta maaf. Lalu, ia kembali melanjutkan tugasnya. Ia bekerja sampai malam. Memotret mobil2 yang terpakir. Ji Yoon bahkan gak sadar saat memotret, ada pasangan kekasih yang lagi ciuman di mobil. Pasangan kekasih itu marah. Ji Yoon minta maaf lalu pergi.

Lee So Ran sedang bekerja. Dia menari2 di depan sebuah toko untuk menarik pengunjung. Sepertinya dia karyawan toko itu. Dia menari bersama seorang temannya dengan menggunakan pakaian seksi. Lalu, boss So Ran datang. Boss So Ran bilang cuaca sangat dingin dan mengusap2 tangan So Ran. So Ran bilang kalau dia tidak apa2. Tapi si boss malah mau merangkul So Ran ke dalam.

Tiba2, Tae Baek datang. Ia langsung menyeret boss So Ran.
“Oppa!” kata So Ran.
Boss So Ran tanya siapa Tae Baek. Tae Baek gak menjawab pertanyaan boss So Ran. Ia balik bertanya apakah pelecehan seksual masuk dalam gaji 4 dollar per jam. So Ran masih mencoba baik2 ke bossnya, tapi tidak dengan Tae Baek. Tae Baek mengeluarkan uang 10 dollar dan memberikan uang itu pada boss So Ran dengan kasar. Tae Baek bilang uang tadi sebagai bayaran karena dia akan memukul boss So Ran. So Ran langsung menutup matanya saat sang kakak memukul bossnya.



So Ran yang dibonceng kakaknya ngomel2.
“Kenapa kau memukulnya! Kalau tadi kau tidak memukulnya, kita bisa menghemat uang penyelesaian sebanyak 5000 dollar. Dengan uang segitu, aku bisa membayar uang sekolahku.”
“Aku yang akan membayar uang sekolahmu.” jawab Tae Baek.

So Ran masih saja ngomel. Ia lalu tanya kapan mereka bisa naik kendaraan roda empat. Tae Baek bilang kalau So Ran kan sudah pernah naik kendaraan roda empat, yaitu bus. So Ran kesal dengan lelucon kakaknya. Ia bilang laki2 yang suka membuat lelucon seperti kakaknya tidak akan disukai wanita. 


Mereka makan malam dengan nenek mereka, Ji Kwan Soon, di rumah. Kwan Soon tanya bagaimana wawancara Tae Baek. Apa Tae Baek yakin akan diterima di sana. Tae Baek dengan mantap bilang dia yakin 100%. Dia menjelaskan alasannya. Biasanya dia selalu ditolak saat diwawancara, tapi kali ini dia langsung diwawancara. Nenek pun senang mendengarnya. So Ran dan Tae Baek tersenyum melihat nenek. So Ran lalu tanya apakah bulan ini sang kakak akan menerima gaji, karena kalau tidak dia gak akan bisa bayar sekolah. Tae Baek meyakinkan So Ran kalau bossnya pasti akan membayar gajinya. 


Tae Baek lalu beranjak ke reskuker untuk menambah nasi. Dia lalu menoleh ke samping. Ia diam memandang foto seorang wanita. Wanita di foto itu Go Ah Ri! Nenek sedih melihat Tae Baek. So Ran pun mengatai kakaknya bodoh karena masih mengharapkan Go Bok Hee. Tae Baek yakin Bok Hee masih ada di Amerika. So Ran terus mengoceh soal Bok Hee yang gak pernah memberi kabar pada kakaknya. Tae Baek yang kesal langsung mengejar adiknya itu.


Keesokan paginya, Ah Ri sedang bicara di telpon dengan seseorang. Orang itu memberikan ide untuk membidik istri President No. Ah Ri bilang itu ide yang sangat cemerlang dan menyuruh si penelpon mencari tahu jadwal istri President No. Addie yang mendengar kata2 Ah Ri, tampak mikirin sesuatu.


Di mejanya, Ah Ri mendapat telepon dari seseorang. Namun kayaknya dia gak suka sama si penelpon. Buktinya dia langsung mereject panggilan si penelpon. Sementara di kantornya, Tae Baek sedang menunggu bossnya yang lagi menelpon seseorang. Sang atasan ngasih tahu kalau teleponnya gak diangkat. Tae Baek kesal. Ia tanya kenapa orang yang seharusnya bertanggung jawab malah menghindar. Sang atasan malah balik marah. Tae Baek gak mau tahu. Ia meminta si atasan tetap membayar gajinya. Bossnya lalu bilang hal yang pertama harus dilakukan ketika pembayaran kontrak masuk adalah membayar gaji mereka. Bosnya melanjutkan, bagaimana bisa mereka hanya mengakhiri kontrak 3 bulan? Bossnya juga mengeluh harus membayar sewa kantor.


Tae Baek lalu mengambil tasnya dan hendak pergi.
“Mau kemana kau?” tanya bossnya.
“Apa kita harus diam saja di sini? Aku akan ke Geumsan.” Jawab Tae Baek.



Ji Yoon yang semalaman begadang mengambil foto2 mobil, terkantuk2 saat sedang bekerja. Ia berusaha membunuh rasa kantuknya. Tiba2, teleponnya berdering. Telepon dari Tae Baek. Tae Baek ngajak Ji Yoon ketemuan.
Tae Baek mengeluh pada Ji Yoon.
”Aku sudah melakukannya sesuai perintah. Aku sudah menukar papan iklan dari vertical ke horizontal, lalu menukarnya lagi ke vertical. Jadi apakah masuk akal mereka membatalkan kontrak begitu saja dan tidak membayar gajinya. Gaji adalah hal yang sangat penting bagiku, dan mungkin juga bagimu. Jika Geumsan menggunakan surat perjanjian hutang, maka Geumsan akan menderita kerugian secara financial.”
“Maafkan aku. Tapi aku bukan org yg bertanggung jawab dalam hal itu. Jadi aku tidak bisa membantumu.”
“Tolong pertemukan aku dengan org yang bertanggung jawab.”
Tae Baek bahkan membungkukkan badannya agar Ji Yoon mau membantunya.



Ji Yoon menemui Ah Ri. Ia memberitahu Ah Ri kalau ada seseorang yang mau ketemu dgn Ah Ri.
Tae Baek sedang menunggu di satu ruangan. Lalu, Tae Baek mendengar suara marah. “Beraninya kau membiarkan pekerja papan itu datang ke sini!”
Ji Yoon bilang kalau pekerja papan itu sudah kedinginan menunggu diluar. 



Saat Ah Ri akan masuk ke ruangan dimana Tae Baek sudah menunggu, Addie memanggilnya. Addie tanya kenapa Ah Ri belum menyerahkan konsep yang dia perintahkan. Ah Ri bilang kalau dia terlalu sibuk mengurusi org yg terhubung dengan istri President No.
Addie marah, “Apa aku menyuruhmu jadi pelobi? Aku menyuruhmu membuat konsep!”



Tae Baek yang mendengar suara Addie, tertarik untuk melihat apa yang terjadi. Ia mengintip dari balik jendela.


Ah Ri berusaha menjelaskan alasannya mendekati istri President No. Namun Addie langsung memotong kata2 Ah Ri. Ia bilang kalau perbuatan yang dilakukan Ah Ri adalah perbuatan yang curang. Yang mereka butuhkan adalah kreatifitas. Ia kembali membentak Ah Ri, “AE bekerja dengan pikiran. Itulah sebabnya konsep kita buruk. Inti dari pembuat iklan adalah kreatifitas!”


Tae Baek masih mengintip mereka. Addie masih marah2, “Jika kau mau aku menilaimu dengan bagus, maka gunakan penamu, bukan ponselmu! Aku menyuruhmu membuat konsep yang kreatif. Apa kau mengerti?”
Ah Ri hanya bisa menahan kekesalannya. Addie pun beranjak pergi. Tae Baek lalu berkomentar kalau Addie adalah pria yang jahat. 



Ah Ri masuk ke ruangan dimana Tae Baek menunggunya. Keduanya sama2 kaget.
“Bok Hee.” Ucap Tae Baek.
Ah Ri yang kaget langsung mengunci pintu. Ji Yoon yang menunggu diluar, kaget. Ia takut Tae Baek akan disemprot Ah Ri.
Ah Ri menyuruh Tae Baek duduk.



“Sudah lama sekali.” Ucap Ah Ri.
“Apa yang terjadi denganmu? Kapan kau kembali? Apa kau sudah menerima surat dariku? Kupikir terjadi sesuatu yang buruk denganmu. Apa kau tahu seberapa cemasnya aku.”
“Go Ah Ri. Aku sudah merubah namaku menjadi Go Ah Ri.”
Bagus sekali. Dari dulu kau selalu ingin merubah namamu.”
“Saat aku meninggalkan Korea, aku sudah memutuskan untuk melupakan Go Bok Hee. Nama yang rendah, spesifikasi yang rendah, orang yang rendah. Aku ingin mengatur ulang hidupku dan hidup sbg Go Ah Ri.”
“Aku mau bertanya satu hal. Bisakah kau menghapus kehidupan yang sebelumnya kau jalani?”
“Aku bisa.” Jawab Ah Ri dingin.
“Apa kau bahagia dengan semua itu?”
“Aku lulus dari universitas yang buruk di pedesaan. Sering ditolak saat wawancara kerja. Ditambah lagi masa depan pacarku yang suram. Aku bahagia dengan hidupku sekarang.”
Tae Baek terkejut mendengarnya. Saking terkejutnya, ia tak mampu ngomong apa2 lagi.
”Sebaiknya kita berhenti membicarakan urusan pribadi. Aku mengerti kesulitanmu. Tapi Geumsan juga dalam masa sulit karena iklan mobil Dae Sung. Bukan tempatmu bekerja sama yang menerima surat perjanjian hutang.”



Tae Baek sama sekali tidak mendengar penjelasan Ah Ri. Matanya terfokus kebawah. Rupanya Tae Baek sedang menatap lukisan dirinya dengan Ah Ri yang tertempel di helmnya. Lukisan itu dia sendiri yang membuat dengan penuh rasa cinta. Ah Ri pun menyadari kalau Tae Baek gak mendengarkan kata2nya.
“Aku mendengarnya. Bukan untuk kata2mu, tapi suaraku.” Jawab Tae Baek.
Ah Ri gak mengerti maksud ucapan Tae Baek.
“Sebuah kata dariku 5 tahun lalu yang sangat mencintai Go Bok Hee, dia memberitahuku kalau Go Bok Hee tidak pernah menelponku selama 5 tahun.”
Tae Baek pun mengangkat wajahnya dan menatap Ah Ri.
“Bukan untuk Ah Ri. Kenapa kau tidak menamparnya.”
“Jangan kekanak2an.” Jawab Ah Ri sambil tersenyum sinis.
“Hari ini diriku mengatakan.. ‘jangan lakukan itu’ di depan mantan pacar yang kutemui setelah sekian lama. Dia bilang padaku, ‘malu pada dirimu sendiri yang muncul di hadapannya dengan kondisi seperti ini’.
Ah Ri terus memandang Tae Baek.
“Masalah pekerjaan kita bicarakan lain kali.” Ucap Tae Baek lalu pergi meninggalkan Ah Ri.



Ji Yoon masih menunggu Tae Baek. Saat Tae Baek keluar, ia menanyakan hasilnya. Tapi Tae Baek diam saja. Ia pergi meninggalkan Ji Yoon. Saat Ji Yoon mau mengikuti Tae Baek, Ah Ri keluar dari ruangan itu. Ji Yoon yang mengira Ah Ri mendamprat Tae Baek soal pekerjaan, minta maaf pada Ah Ri. Ah Ri menatap tajam Ji Yoon. Tiba2, saja dia menampar Ji Yoon! Ah Ri minta Ji Yoon jangan mengganggungnya lagi untuk urusan macam itu. Ah Ri beranjak pergi meninggalkan Ji Yoon. Ji Yoon syok mendapat tamparan dari Ah Ri.


Tae Baek melajukan motornya dengan kencang. Wajahnya terlihat sedih. Ia pun teringat masa lalunya dengan Ah Ri.

Flashback


Saat itu mereka masih SMA. Tae Baek menggambar wajah Bok Hee yg masih lugu. 

Cinta yang manis berubah dingin. Seperti kopi panas yang semakin dingin. Diam2 aku mencari melalui kenangan masa lalu. (Lee Tae Baek)

Tae Baek terus menatap Bok Hee. Tiba2 Bok Hee menatap Tae Baek. Tae Baek langsung mengalihkan pandangannya. Bok Hee tersenyum melihat reaksi Tae Baek. 

Flashback end


Ah Ri kesal karena pikirannya terus tertuju pada Tae Baek. Ia teringat kenangan masa lalunya.

Flashback


Saat itu, Tae Baek mengantarkan Bok Hee ke airport. Keduanya berpelukan erat.
Setelah pesawat Bok Hee lepas landas, Tae Baek berteriak. “Saat kau kembali, aku sudah menjadi orang advertising yang sukses! Hiduplah dengan baik di sana!”

Flashback end


Tae Baek menerima pemberitahuan kalau dia gagal lagi mendapatkan pekerjaan. Ia tersenyum pahit, lalu berteriak kesal.


Ji Yoon masuk ke toko bibinya dengan wajah lesu. Sang bibi tanya apa yang membuat Ji Yoon lesu. Ia juga bilang kalau Ji Yoon yang masih muda kalah dengan mannequinnya yang terlihat lebih bernyawa. Ji Yoon bilang kalau dia sangat lelah dan minta diperlakukan dengan baik oleh bibinya. Si bibi nanya apa Ji Yoon tidak libur. Ji Yoon bilang dia datang hanya untuk mengganti baju dan akan balik lagi ke kantor.


Ji Yoon sudah mengganti bajunya. Bibi memberikan minuman kesehatan pada Ji Yoon. Ji Yoon ogah meminum ramuan itu. Bibi berkata, “Lihatlah badanmu! Kalau kau masuk UGD, mereka pasti akan memberikan semua obat yang mereka punya untukmu!”


Ji Yoon gak bisa ngomong lagi. Dia pun terpaksa meminum ramuan itu. Bibi kemudian protes, “Kau kerja setiap hari, tapi mereka memberimu gaji kecil. Kalau begitu sebaiknya kau di rumah saja.”
Ji Yoon lalu protes soal ramuan itu. Katanya dia makin sakit dengan minum itu.
Bibi menggerutu, “Kau malah membuat obatnya jadi tidak efektif.”
Bibi lalu memegang mannequin pria. Dan memberikan pertanyaan konyol ke Ji Yoon sambil memegang pantat mannequin itu.
”Apa aku harus memakaikannya celana?”
Ji Yoon tertawa dan menjawab kalau tindakan sang bibi tidak memakaikan celana ke mannequin itu sudah benar karena itu adalah contoh atasan yg fenomenal. 



Ji Yoon dan bibinya berpelukan. Ada sebuah mobil di depan toko. Seorang pria tua di dalamnya, melihat kedekatan mereka.
(Whoaaaaa, siapa nih pria tua ini? Kakeknya Ji Yoon kah? Kalau bokap Ji Yoon gak mungkin ah. Kalau bener2 dia kakek Ji Yoon, berarti Ji Yoon cucu orkay dong. Semakin penasaran saja dengan ceritanya).



Tae Baek melihat neneknya keluar dari kedai bersama pemilik toko. Soalnya nenek Tae Baek menerima upah hasil kerjanya. Tae Baek pun mengagetkan neneknya dengan muncul tepat di hadapan sang nenek. Si nenek  ngedumel, “Kau mengagetkanku!”
”Aku kan sudah melarang nenek kerja. Apalagi lutut nenek masih sakit. Kenapa nenek tidak mau diam di rumah?” tanya Tae Baek.
”Aku baik2 saja. Lihat diriku.” Jawab nenek.
”Kemaren saja lutut nenek bengkak. Ah, kenapa nenek memakai jaket yang tipis?” protes Tae Baek sambil melepaskan jaket di tubuhnya.
Tae Baek lalu memasangkan jaket itu ke tubuh neneknya.
”Oya, apa kau sudah makan? Aku mau mentraktirmu.” Ucap nenek.
”Aku sudah makan. Berjanjilah padaku kalau nenek tidak akan bekerja lagi.”
”Baiklah.”
”Apa nenek serius?” tanya Tae Baek sambil mengarahkan kelilingkingnya ke neneknya. Sang nenek pun menyambut kelingking Tae Baek.



Di rumah, Tae Baek memijit kaki neneknya. Ia bilang itu adalah hukuman karena nenek tak mengindahkan permintaannya untuk tidak bekerja. Tae Baek lalu tanya apa neneknya yakin kalau dia akan sukses dan bisa mengoperasi lutut neneknya dan membuat hidup sang nenek nyaman. Nenek bilang kalau dia sudah cukup bahagia dengan hidupnya sekarang.


Tiba2, So Ran datang bawa banyak belanjaan. Nenek marah karena So Ran menghambur2kan uang. So Ran bilang kalau itu bukan untuknya. Sambil mengeluarkan satu barang, ia bersorak, TADAAA. So Ran mengeluarkan sebuah dasi dari kantong belanjaannya. Tae Baek menatap sang adik bingung. So Ran bilang kalau nanti kakaknya itu masuk ke perusahaan iklan, berarti kakaknya akan menjadi pengusaha iklan. Dan agar sang kakak tidak diremehkan, makanya ia memberikan dasi yang bagus buat kakaknya. Tae Baek bilang dasinya tidak terlalu buruk. Nenek lalu mau melihat isi belanjaan So Ran yang lain. Namun So Ran langsung memeluk belanjaannya. Ia lalu bilang kalau nanti sang kakak harus mengganti uangnya. Tae Baek tertawa melihat kelakuan sang adik.


Tae Baek lalu duduk di meja dan memandang fotonya dengan Ah Ri dulu. Sementara di belakang nenek memarahi So Ran yg boros. So Ran bilang ia harus tampil sebaik mungkin saat ada audisi model untuk mobil Dae Sung. Raut wajah Tae Baek berubah serius. Ia teringat kata2 Addie saat memarahi Ah Ri.
“Apa orang itu sangat hebat?” tanya Tae Baek.


Salju turun amat deras. Tae Baek duduk di luar dan membiarkan salju yang dingin itu mengenai tubuhnya. Ia teringat masa lalunya dengan Ah Ri.

Flashback


Tae Baek dan Ah Ri sedang minum di kafe.
”Bagaimana persiapanmu?” tanya Tae Baek.
”Aku agak takut dengan portfolioku. Aku sudah memikirkannya semalaman dan aku tidak mendapatkan ide. Apa sebaiknya aku tidak pergi?” jawab Ah Ri.
”Ada apa denganmu? Kenapa kau jadi mudah putus asa?” tanya Tae Baek.
”Haruskah aku pergi?” tanya Ah Ri.
”Kalau kau mau pergi, pergilah.” Jawab Tae Baek.

Tae Baek lalu memberikan portfolionya pada Ah Ri!! Ah Ri bilang kalau dia gak pantas menerima itu. Tapi Tae Baek memaksa Ah Ri menerimanya. Ah Ri berterima kasih dan mencium Tae Baek. Tae Baek lalu tersenyum dan berjanji akan sukses setelah Ah Ri kembali nanti.


Flashback end


Tiba2 Tae Baek tersenyum.


Keesokan harinya, Tae Baek yang sedang di mobil dengan temannya, tampak serius menggambar mobil. Teman Tae Baek tanya apa yang membuat Tae Baek serius sekali. Tae Baek pun bilang kalau dia sedang membuat surat cinta. Temannya kaget dan tanya apa Tae Baek benar2 punya pacar. Tae Baek tersenyum dan akhirnya menjelaskan kalau dia sedang membuat gambar mobil untuk iklan Dae Sung. Teman Tae Baek tanya alasannya. Tae Baek bilang siapa tahu dengan melakukan itu, mereka bisa dapat uang.


Tampak Ji Yoon sedang sibuk bekerja. Begitupula dengan Addie dan Ah Ri.


Ji Yoon terlihat stress menggambar sesuatu. 


Tae Baek duduk di belakang mobil pick up yang dikemudian temannya. Ia masih sibuk menggambar mobil. Seorang polisi melihatnya dan menyuruh Tae Baek memelankan laju kendaraannya. 


Addie sedang menyeleksi gambar2 yang ada di depannya. Dia berada di ruangan ayahnya. Sang ayah juga sedang melihat gambar2 itu. Ayah Addie memuji Addie, “Apa kau mengerjakan ini sewaktu di Amerika? Ini tidak buruk.”
”Seperti yang kubilang padamu, aku tidak yakin bisa menang dengan ini.” Jawab Addie.
”Lalu kenapa kau kembali ke perusahaan ini?” tanya sang ayah.
”Takdir lebih bersinar saat seseorang berdiri di tepi jurang.” Jawab Addie.
Ayah Addie kaget mendengar jawaban Addie.

Sementara Tae Baek masih sibuk menggambar dengan beragam miniature mobil di depannya. Ia berada satu ruangan dengan atasannya. Dan si atasan membawa anaknya yang asyik bermain game di ponsel. Atasan Tae Baek menyuruh anaknya berhenti main game karena dia mau memakai ponselnya. Tapi si anak gak mau mengembalikan ponsel itu. Atasan Tae Baek lalu mengambil mobil2an Tae Baek dan memberikannya pada anaknya. Tae Baek pun menolehkan pandangannya pada ayah dan anak itu.
”Apa yang kau lakukan?” tanya Tae Baek.




Atasan Tae Baek gak menjawab. Ia malah ngajakin anaknya main mobil2an. Si anak gak mau karena mobil2an itu gak bisa dikendalikan berbeda dengan game mobil2an yang ada di ponsel ayahnya. Mendengar celotehan anak kecil itu, Tae Baek seperti mendapat angin segar. Tae Baek langsung merebut ponsel itu dan memainkan games mobil2an itu. Si anak menangis.



Tae Baek lalu berterima kasih pada anak itu. Ia bilang kalau anak itu sudah menyelamatkannya. Bahkan ia mencium kening anak kecil itu. Yang lain cuma memandang Tae Baek dengan rasa keheranan.


Tae Baek nyamperin Ji Yoon di Geumsan. Tae Baek tanya kenapa ponsel Ji Yoon gak aktif. Ji Yoon bilang kalau ponselnya lowbath dan tanya apa dia punya kewajiban untuk selalu menjawab telepon Tae Baek, padahal Tae Baek bukan pacarnya. Tae Baek bilang kalau dia membuat iklan untuk kompetisi tapi dia tidak bisa membuat salinannya. Ia minta Ji Yoon yang membuatnya. Ji Yoon tanya kenapa Tae Baek minta tolong pada org yang seharian ini berdiri di depan mesin fotocopy. Tae Baek menjawab, bukankah Ji Yoon punya mimpi menjadi penulis iklan terbaik, jadi dia akan mewujudkan mimpi Ji Yoon. Ji Yoon bilang kalau dia tak membutuhkan bantuan Tae Baek. Tae Baek terus membujuk Ji Yoon. Ji Yoon bilang kalau hari itu dia sangat lelah. Dia pun pergi ninggalin Tae Baek.


Tae Baek mengikuti Ji Yoon sampai ke bis. Ia memaksa Ji Yoon melihat rancangannya. Ji Yoon bilang kalau dia bukan mesin penulis iklan yang kata2nya bisa keluar begitu saja. Tae Baek menyodorkan rancangannya pada Ji Yoon. Ji Yoon tercengang melihat rancangan Tae Baek.
“Bukankah ini rancangan untuk iklan mobil? Untuk kompetisi apa?” tanya Ji Yoon.
”Perusahaan ini tidak begitu terkenal.” Jawab Tae Baek.
”Konsep dan gambarnya sangat bagus.” Ucap Ji Yoon.
”Aku tahu, tapi masalahnya aku tidak bisa membuat salinannya. Apa ada yang datang di kepalamu?” tanya Tae Baek.
”Bisakah kau memberiku waktu 30 menit. Aku harus memikirkannya dulu.” Jawab Ji Yoon.
”Baiklah.”


Tae Baek pun memutar tubuhnya ke depan agar Ji Yoon bisa berpikir dengan tenang. Tae Baek sampai tertidur menunggu ide Ji Yoon. Ji Yoon tampak memikirkan sesuatu. Tiba2, ia membangunkan Tae Baek. Ji Yoon pun menuliskan idenya di kaca yang berembun, Dream land. Tae Baek setuju dengan ide Ji Yoon.


Keesokan paginya, Tae Baek menemui Ah Ri di Geumsan.
”Mau apa lagi kau kemari? Bukankah urusan kita sudah selesai?” tanya Ah Ri.
”Masalah pekerjaan belum selesai.” Jawab Tae Baek.
Ah Ri mau mengatakan sesuatu, tapi kata2nya dipotong Tae Baek.
”Ini konsep proposal. Buatlah atas namamu. Jika kau menyetujuinya. Tapi ada imbalannya. Kalau ini disetujui, maka kau harus membayar gajiku.”
”Kalau ini disetujui, apa kau mengincar posisi di perusahaan ini?”
”Tujuanku hanya untuk itu.”
”Aku akan segera mengabarimu.”
Ah Ri pun pergi meninggalkan Tae Baek.



Di dalam lift, Ah Ri ragu, apakah akan menerima konsep yang ditawarkan Tae Baek atau gak.


Tim AE sedang menyeleksi gambar2 yang ada. Ada Addie juga di sana. Lee Eun Hye berpikir kalau desain yang dilihatnya bagus. Ia tanya pendapat teman2nya. Temannya pun mempunyai pikiran yg sama dengannya. Addie tanya pendapat Eun Hye. Eun Hye bilang suka dengan desain itu. Addie senang mendengarnya dan menyuruh semua bekerja keras.


Addie bertemu dengan Ah Ri. Ah Ri menyerahkan konsep Tae Baek pada Addie. Ia mengakui konsep itu adalah miliknya! Addie mengejek Ah Ri yg lambat dalam menggunakan otaknya karena proposal konsep sudah terpilih. Tapi Addie janji akan membaca konsep Ah Ri. Ah Ri pun memandang kepergian Addie dengan tatapan gak suka.


Di ruangannya, Addie melihat konsep Ah Ri. Ia pun tercengang!!





Di kantornya, Tae Baek menunggu jawaban Ah Ri dengan cemas. Ponselnya pun berbunyi. Tae Baek kecewa karena konsepnya gak dipilih. Tae Baek lalu memberitahu Ji Yoon. Ji Yoon juga sama kecewanya. Tae Baek akhirnya mengakui kalau konsep itu untuk iklan Dae Sung yang lagi dikerjakan Geumsan. Ia tanya pada Ji Yoon konsep siapa yang dipilih Geumsan. Ji Yoon minta maaf karena gak bisa memberitahukannya karena itu bersifat rahasia.




Di kantornya, Addie benar-benar tercengang dengan konsep yang diberikan Ah Ri, apalagi saat membaca tagline yang tertulis “Play Dreaming Driving”
Tagline itu menjelaskan ‘Bermain Bermimipi Mengendarai, kehidupan mobil yang kau mimpikan’



Tae Baek melajukan motornya di keramaian malam. 


Ayah Addie menyambut kedatangan President No. Ji Yoon ada di sebuah ruangan. Ia melihat ke tempat dimana Tae Baek memasang papan iklan Geumsan. Ayah Addie dan karyawan lain membawa President No ke satu ruangan. Di ruangan itu hanya ada satu kursi. Ayah Addie menyuruh President No duduk. President No menurut. Begitu President No duduk, lampu di ruangan dimatikan. President No kaget karena kursi yang didudukinya bergetar. Dan dari speaker terdengar suara mesin mobil. Lalu dilayar terlihatlah sebuah game.





Addie muncul dan menghampiri President No. Ia membungkukkan badaannya, memberi hormat pada President No lalu memberikan sesuatu pada President No. President No bingung dengan semua itu tapi dia tetap menerima benda yang diberikan Addie. Dan di layar, terlihat bahwa mobil bisa dikendalikan dengan benda yang diberikan Addie.

 


Tae Baek sampai di Geumsan. Ia ingat kata2 Ji Yoon di telepon tadi. Kalau Tae Baek bisa datang tepat waktu maka dia mungkin bisa melihat beberapa gambar. Tae Baek penasaran siapa yang terpilih desainnya. Dan di papan iklan luar gedung, terlihat kalau layar itu menampilkan mobil yang seperti ada di game anak-anak. Ji Yoon dari ruangan berbeda juga kaget melihat ke papan iklan. Ia ingat itu adalah konsep yg dibuatnya bersama Tae Baek.

Sementara itu, President No terlihat sangat tertarik dengan konsep itu.

 


Dan diluar, Tae Baek masih memperhatikan papan iklan. Ia sadar kalau itu adalah konsepnya. Ji Yoon pun kaget melihat itu. Addie senang sekali dengan konsep itu. Dan Ah Ri tersenyum senang melihat kegembiraan President No.

BERSAMBUNG
Next PostNewer Post Home

0 comments