Ada demo di BK, menolak pembangunan pabrik kimia BK. Diantara para pendemo itu ada Hae Jin! Saat Presdir Baek keluar, Hae Jin dan para pendemo melemparnya dengan telur. Rombongan BK langsung melindungi Presdir Baek dan membawanya masuk ke dalam. Orang BK menelpon polisi.


Hae Jin dan sebagian pendemo tiba di rumah. Orang2 yang datang menemui Hae Jin dan Ji Yoon kemarin ternyata orang yang menentang pembangunan pabrik BK. Ji Yoon tanya apa ada sesuatu yang terjadi. Hae Jin bilang tidak ada apa2. Salah satu dari orang itu meminta bantuan Tae Baek dan Ji Yoon. Ia memberitahu kalau BK mau menghancurkan Desa Moojin.

Polisi datang! Mereka menangkap Hae Jin atas tuduhan tindakan anarkis.


“Apa yang terjadi? Apa maksudmu kalau BK mau menghancurkan Desa Moojin? Dan apa maksud mereka mengatakan Kak Han menyerang BK?” tanya Ji Yoon.
“Bukan penyerangan. Dia hanya melempar telur selama melakukan aksi protes. Pengawal BK langsung melindungi Presdir Baek sehingga Presdir Baek tidak tersentuh sama sekali.” Laki2 itu, salah satu dari si pendemo.
“Aku harus ke sana untuk membebaskan Kak Han.” Ucap Ji Yoon.
“Izinkan aku menemanimu Ji Yoon.” Pinta Tae Baek.
“Jika kalian ke sana hanya akan menimbulkan masalah. Pengacara kami sudah ada di sana. Jadi jangan cemas.” Jawab laki2 itu lagi.
“Lalu apa maksudmu kalau BK akan menelan Moojin?” tanya Tae Baek.
“Apa kau tahu mereka mau membangun pabrik kimia di sini?” jawab laki2 itu.


Mereka lalu duduk bersama membahas masalah itu.
“BK sedang membangun pabrik kimia di sini. Di desa lain yang juga dibangun pabrik kimia, terjadi pencemaran yang serius. Namun mereka tutup mata soal hal ini sehingga publik tidak tahu. Kita sudah mengalami beberapa kerusakan. Orang2 yang tinggal di area tanah BK diusir. Mereka sekarang tinggal di pengungsingan. Tanpa rumah, mereka harus hidup terpisah2. Anak2 tidak bisa sekolah.” Ucap laki2 itu panjang lebar.


Ji Yoon melirik Tae Baek yang juga pernah mengalami hal serupa.
“Jika orang2 kota menentang hal ini, maka mereka tidak akan bisa membangun pabrik.”” Ucap Tae Baek.
“Itu benar. Itulah alasannya mereka sudah dua minggu di sini untuk melakukan pengambilan suara. Tapi ada banyak orang kota yang mendukung mereka, dengan alasan pabrik harus dibangun untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan menstabilkan ekonomi.” Jawab laki2 itu.
“BK akan mempublikasikan poin2 yang penting kan?” tanya Ji Yoon.
“Itulah yang kami takutkan. BK akan memanipulasi opini publik. Apa kalian berdua bisa membantu kami?” ucap laki2 itu.


“Apa yang bisa kami bantu?” tanya Ji Yoon.
“Tolong buatkan iklan yang menunjukkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunkan pabrik kimia. Saya tersentuh dengan iklan everest yang kalian buat. Saya yakin ini bisa mempengaruhi hasil voting.” Jawab laki2 itu.
Tae Baek dan Ji Yoon bicara diluar.
“Apa kau akan melakukannya?” tanya Tae Baek.
“Kau mau menerimanya? Aku tidak yakin apa bisa melakukannya. Mungkin sudah nasibku tidak bisa keluar dari bayang2 BK. Semakin aku mencoba keluar, semakin aku terjebak.” Jawab Ji Yoon.
“Masuk dan istirahatlah.” Ucap Tae Baek.
“Bagaimana denganmu?” tanya Ji Yoon.
“Aku mau menemui seseorang. Aku akan segera kembali.” Jawab Tae Baek, lalu beranjak pergi.


Rombongan BK baru saja selesai meeting. Langkah mereka terhenti oleh kedatangan Tae Baek.
“Aku Lee Tae Baek. Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” Ucapnya.


“Jadi apa yang mau kau bicarakan denganku?” tanya Presdir Baek.
“Proyek pembangunan pabrik kimia BK, mohon dipertimbangkan kembali. Proyek ini akan menimbulkan masalah polusi yang serius.” Jawab Tae Baek.
“Kau pikir kau siapa berani bicara seperti ini padaku!” ucap Presdir Baek marah.
“Aku memang tidak tahu apa2 soal masalah lingkungan atau pabrik, tapi aku tahu satu kebenaran bahwa anda dapat membunuh banyak orang. Aku salah satu dari mereka. Saat aku masih kecil, kami diusir dari rumah tempat kami tinggal karena BK mau membangun apartemen.” Jawab Tae Baek.
“Untuk mencapai hal yang besar, perlu dilakukan pengorbanan kecil.” Ucap Presdir Baek.
“Bagi anda, ini mungkin pengorbanan kecil. Tapi bagi kami, ini pengorbanan besar.” Jawab Tae Baek.
“Apa kau tahu kenapa aku membenci orang2 sepertimu? Karena kau selalu menyalahkan orang lain atas penderitaanmu dan berprasangka buruk pada dunia. Kau diusir dari rumahmu itu bukan karena BK, tapi karena ketidakmampuan ayahmu yang tidak punya pilihan untuk tinggal di perumahan yang tidak sah.” Ucap Presdir Baek.
“Untuk melindungi kami, ayahku berusaha keras dengan mengorbankan dirinya. Dan aku pun akan melakukan hal yang sama. Moojin dan Ji Yoon pasti aku lindungi.” Jawab Tae Baek.
Presdir Baek tertawa sinis, lalu berkata, “Sepertinya kau melebih2kan dirimu dan meremehkan kekuatanku.”
“Aku tahu kau hebat, karena itulah aku sangat takut. Tapi aku tidak akan menghindar. Semoga anda selamat sampai tujuan.” Jawab Tae Baek lalu beranjak pergi.


Tae Baek melangkah tanpa semangat kembali ke rumah. Langkahnya terhenti melihat Ji Yoon duduk di teras rumah. Tae Baek iba melihat Ji Yoon. Ji Yoon menghampiri Tae Baek.
“Tae Baek, ayo kita buat iklan itu.” Ucap Ji Yoon.
Tae Baek tercengang.
“Aku sudah menghindari Presdir Baek. Sekarang aku tidak mau hidup seperti itu lagi. Aku akan menghadapinya dan melawannya.” Ucap Ji Yoon lagi.
“Ji Yoon...” jawab Tae Baek tersenyum.
“Soal pekerjaan kita, tolong jangan salah paham. Ayo kita bekerja sbg org yang sama2 punya tujuan yang sama.” Uca[ Ji Yoon.


Presdir Baek bicara dengan Addie.
“Gunakan segala cara untuk menyelesaikannya.” Perintah Presdir Baek.
“Jangan takut. Pabrik kimia BK pasti akan dibangun di Moojin.” Jawab Addie.
“Setelah pekerjaan ini selesai, dan Ji Yoon kembali, bersiap2lah untuk menikah.” Ucap Presdir Baek.
“Soal rencana pernikahanku dengan putrimu, apa tidak terlalu terburu2?” tanya Addie.
“Melihat usiaku, tidak akan ada yg tahu apa yang akan terjadi besok. Sebelum musim semi berakhir, bersiaplah untuk menikah.” Jawab Presdir Baek.
Addie hanya bisa menghela napas.


Tae Baek pulang ke Giant disaat Hassan, Sun Hye dan Yi Cha sibuk bekerja. Disaat mereka asyik membahas soal proyek, Boss Ma dan Eun Hye datang. Tae Baek meledek mereka dengan berkata bahwa mereka tidak seharusnya kencan saat bekerja. Eun Hye yang malu berkata kalau mereka tidak pacaran. Ia lalu menanyakan Ji Yoon.


Tae Baek, Boss Ma dan Eun Hye bicara bertiga.
“Kau juga harus memikirkan perasaan Ji Yoon. Tidak ada gunanya bersikap memusuhi Presdir Baek.” Ucap Eun Hye.
“Aku sudah memikirkan ini masak2. Tolong mengerti lah. Aku akan mengundurkan diri dari Giant.” Jawab Tae Baek.
Semua terkejut mendengar keputusan Tae Baek.
“Hal ini tidak akan menyelesaikan masalah.” Ucap Eun Hye.
“Giant baru mulai bangkit. Aku tidak mau membiarkan Giant berada dalam masalah karena aku.” Jawab Tae Baek.
“Siapa yang menyuruhmu melakukan itu!” bentak Boss Ma.
“Tenangkan dirimu.” Ucap Eun Hye pada Boss Ma.
“Kau mau menghalangi proyek BK. Lalu, hidupmu bagaimana? Ji Yoon bisa kembali ke ayahnya, tapi kau? Kau tidak punya uang, tidak punya koneksi.”
“Aku siap untuk apapun, bahkan jika kehilangan Ji Yoon sekalipun.” Jawab Tae Baek.
“Tae Baek...?” ucap Boss Ma.
“Kau sudah melihat kan gadis SMP itu bisa tersenyum lagi berkat iklan Everest. Aku percaya pada keajaiban iklan seperti itu.” Jawab Tae Baek, lalu pergi meninggalkan Giant.




Addie dan para staff-nya sedang membahas proyek BK. Sementara Tae Baek, Ji Yoon dan para pendemo sedang melakukan pertemuan. Ji Yoon tanya kapan Hae Jin akan dibebaskan. Laki2 itu bilang Hae Jin akan bebas dalam minggu ini. Laki2 itu lantas membeberkan masalah yang akan timbul jika pabrik itu dibangun. Bukan hanya kerusakan lingkungan, tapi resiko penderita kanker akan meningkat. Tae Baek bilang kalau seharusnya pabrik2 semacam itu ditutup pemerintah. Laki2 itu kembali menjelaskan kalau BK tidak memberikan kompensasi bagi para korban.


Tae Bae dan Ji Yoon lagi membahas metode yang akan mereka gunakan untuk menyelamatkan Moojin. Tae Baek bilang bahwa sebaiknya mereka membuat video dan mengupload-nya ke internet. Ji Yoon tidak setuju. Menurutnya akan lebih efektif jika mereka menggunakan metode “dari mulut ke mulut”.  Tae Baek menimpali dengan berkata akan lebih baik jika mereka mampu menangkap perhatian org2. Tiba2, Ji Yoon mendapatkan ide saat melihat seorang ibu melintas membawa eco-bag.



Tae Baek dan Ji Yoon mulai membagi2kan eco-bag. Pada tas itu, ada gambar tentang keindahan alam desa Moojin, serta akibat dari kerusakan lingkungan. Tiba2, sekelompok orang datang melabrak mereka. Salah satu dari orang itu bilang apakah masuk akal jika mereka mencoba mempertahankan kelangsungan hidup seekor ikan, jika mereka kelaparan. Tae Baek bilang kalau dia juga pengangguran, tapi tidak benar bekerja untuk perusahaan yang merusak lingkungan. Orang itu mengancam jika mereka tidak mau ditahan seperti Hae Jin, maka mereka harus menghentikan aksi mereka. Tae Baek memandang kepergian org2 itu dengan wajah kesal. Ji Yoon bercerita kalau dia tidak suka cara ayahnya, tapi dia tidak ingin membenci sang ayah. Tae Baek lagi2 merasa iba pada Ji Yoon. Ia pun berusaha membuat Ji Yoon tertawa dan berhasil.


Shin bicara pada salah seorang yang melabrak Tae Baek dan Ji Yoon tadi.
“6 tahun yang lalu, banyak sekali anak2 yang bermain di sini. Tapi sekarang kita tidak bisa menemukan satu ekor semut pun.” Ucap org itu.
“Untuk membuat mereka kembali, kita harus membangun pabrik kimia BK. Jadi tolong dukung proyek ini.” Jawab Shin.
“Aku akan mempertaruhkan hidupku untuk proyek ini. Tapi ada kelompok pecinta lingkungan yang membuat iklan menentang proyek ini.” Ucap orang itu.
“Apa nama agensinya?” tanya Shin.
“Aku tidak tahu nama agensinya, tapi orang2 itu yang membuat iklan Everest.” Jawab org itu membuat Shin kaget.


Addie sedang menyetir, memikirkan laporan dari Shin soal Tae Baek dan Ji Yoon yang menentang pembangunan pabrik kimia BK.

Tae Baek dan Ji Yoon lagi mengurusi eco bag mereka. Saat Tae Baek mengajak Ji Yoon ngobrol, Ji Yoon diam saja. Tae Baek mencoba mencari tahu apa yang membuat Ji Yoon diam. Rupanya Ji Yoon sedang memandang berita di TV kalau BK akan memberikan 75% keuntungannya bagi warga setempat.
“BK mulai mencoba mempengaruhi publik.” Ucap Ji Yoon kaget.



Kedatangan Addie membuat keduanya semakin kaget.
“Direktur, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Ji Yoon.
“Kudengar, kalian berdua terlibat dalam aktivis kelompok penyelamat lingkungan. Aku hanya mau tahu apa yang kudengar itu benar.” Jawab Addie.
“Ji Yoon yang membuat ide ini. Jika kau mau satu, ambillah. Ini gratis.” Ucap Tae Baek memberikan eco bag itu ke Addie.
“Proyek pabrik kimia BK adalah mimpi Presdir Baek sejak lama. Ji Yoon, apa kau sadar kalau sekarang kau sedang menodongkan pistol pada Presdir Baek!” ucap Addie kesal.
“Sebaiknya kau pergi ke laut!” ucap Tae Baek sinis.
“Kau saja yang pergi! Kau tahu siapa Ji Yoon kan? Bagaimana kau bisa lakukan ini padanya? Bahkan sekali pun Ji Yoon menentangnya, kau harus membujuknya!” ucap Addie keras ke Tae Baek.
“Aku ingin bicara berdua denganmu.” Ucap Ji Yoon ke Addie.
“Baik aku pergi.” Ucap Tae Baek ke Ji Yoon.
 
Tae Baek menunggu diluar sambil bermain dengan seekor anjing.


Sementara Addie dan Ji Yoon bicara di dalam.
“Jujur, aksimu terlihat seperti seorang anak yang sedang menunjukkan kemurkaannya.” Ucap Addie.
“Murka?” tanya Ji Yoon.
“Seharusnya kau tidak menentang keputusan ayahmu. Kembali ke perusahaanmu dan coba beradaptasi.” Ucap Addie.
“Presdir Baek bisa mengatur org lain, tapi tidak bisa mengaturku.” Jawab Ji Yoon.
“Sikapmu ini akan membuat susah semua org, termasuk Lee Tae Baek.” Ancam Addie.

 Ji Yoon terdiam. Ia benar2 stress dengan sikap ayahnya yang selalu memaksanya.
Addie kembali melanjutkan kata2nya. “Presdir Baek ingin kita menikah. Jika kau tidak mau ada orang yang tersakiti, sebaiknya turuti perkataannya.”
“Jujur aku dulu sempat menyukaimu, tapi sejak kau bekerja dengan Presdir Baek, kau terlihat sepertinya. Jadi aku minta maaf.” Ucap Ji Yoon.
Addie terlihat kecewa dengan kata2 Ji Yoon.
“Aku harap kau bisa kembali seperti dulu.” Ucap Ji Yoon lagi.
“Presdir Baek ingin kita menikah sebelum musim semi.” Jawab Addie.
“Aku tidak mau melakukannya.” Tolak Ji Yoon.
“Aku akan mempersiapkan pernikahan kita.” Jawab Addie lagi, lalu beranjak pergi.


Tae Baek masih menunggu di luar. Addie berjalan melewati Tae Baek dengan wajah penuh ambisi. Di dalam, Ji Yoon terlihat kecewa.


Ah Ri datang menemui Addie.
“Kudengar kau ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri?” tanya Addie.
“Ya, aku ingin melanjutkan sekolahku. Aku juga mendengar sesuatu. Kudengar Ji Yoon dan Tae Baek tergabung dalam kelompok penyelamat lingkungan.” Jawab Ah Ri.
“Aku butuh bantuanmu untuk proyek BK ini.” Ucap Addie.
“Tanpa bantuanku, kau pasti bisa menang.” Jawab Ah Ri.
“Tidak juga. Aku harus menang dalam peperangan ini.” Ucap Addie.
“Aku ingin tahu apa yang membuatmu seperti ini. Tae Baek atau Ji Yoon?” tanya Ah Ri.
“Tidak satu pun.” Jawab Addie.
“Lalu?” tanya Ah Ri.
“Aku tidak peduli perasaan Ji Yoon. Aku ingin masuk ke dalam keluarga kerajaan.” Jawab Addie.
“Jadi kau memilih ambisimu daripada cintamu?” tanya Ah Ri.
“Karena itulah aku butuh bantuanmu.” Jawab Addie.
“Apa yang bisa kubantu?” tanya Ah Ri.
 
Hae Jin akhirnya bebas! Ia berkumpul dengan Tae Baek, Ji Yoon dan dua laki2 yang menentang proyek BK. Tiba2, orang2 yang tadi melabrak Tae Baek datang. Mereka menyuruh Hae Jin menyerah. Hae Jin bilang kalau BK tidak akan pernah menang. Org2 itu menyuruh Hae Jin pergi dari Moojin jika BK menang.


“Apa kau kenal mereka?” tanya Ji Yoon.
“Dia dulu teman sekelasku waktu SD. Dia cinta pertamaku.” Jawab Hae Jin.
Tae Baek tersenyum mendengarnya.
“Kalian sudah melihat kan? Moojin adalah kota yang indah, tapi ekonomi berbicara. Sejak kehilangan pekerjaan, satu per satu org2 mulai pergi meninggalkan kota. Sekolah2 mulai ditutup. Sejak proyek ini akan dibangun, mereka pikir bisa mendapatkan pekerjaan di sana.” Ucap Hae Jin lagi.


Ah Ri membantu Addie memberikan informasi terkait pembanguan pabrik kimia BK.



Ji Yoon menemani Hae Jin minum teh.
“Maaf karena aku tidak cerita soal kedatangan Presdir Baek kemari. Aku tidak ingin kau cemas.” Ucap Hae Jin.
“Tidak apa2.” Jawab Ji Yoon.
“Aku mencemaskan kalian berdua.” Ucap Hae Jin.
“Siapa?” tanya Ji Yoon.
“Kau dan Presdir Baek. Kau hampir melakukan gencatan senjata dengannya.” Jawab Hae Jin.
“Kami berdua telah memikirkannya masak2.” Ucap Ji Yoon.
“Maksudmu kau mau mengakhiri hubunganmu dengan Tae Baek?” tanya Hae Jin.
“Bukan begitu. Hanya saja kami bekerja sama sebagai rekan kerja yang memiliki tujuan yang sama.” Jawab Ji Yoon.
“Setelah proyek ini selesai, apa yang akan kau lakukan?” tanya Hae Jin.
“Aku akan kembali ke Amerika.” Jawab Ji Yoon.


Tiba2, Tae Baek datang nyamperin mereka. “Apakah aku boleh gabung dengan kalian?”
“Ah, aku akan pura2 sudah lelah.” Jawab Hae Jin sambil beranjak dari duduknya.
“Kau tidak perlu melakukannya.” Ucap Tae Baek.
“Lihatlah ini. Coba untuk perbaiki suasana. Wanita akan jatuh cinta dengan suasana romantis.” Jawab Hae Jin.
“Kak, berhentilah bicara begitu.” Ji Yoon protes.
“Aku akan membaca buku puisi dan tiduran di kamar.” Jawab Hae Jin lagi, lalu pergi ninggalin Tae Baek dan Ji Yoon.


Tae Baek duduk disamping Ji Yoon. Mereka tampak kaku. Tae Baek memulai pembicaraan dengan berkata kalau dia tidak pernah memakai perapian sebelumnya. Ji Yoon menyuruh Tae Baek mencoba sendiri jika penasaran dan pamit ke kamarnya. Tae Baek memegang tangan Ji Yoon, membuat langkah Ji Yoon terhenti.


Ji Yoon dan Tae Baek akhirnya duduk di depan perapian. Tae Baek melihat Ji Yoon yang tidak nyaman, lalu bertanya apa dia membuat suatu kesalahan.
“Tidak seharusnya kita begini.” Jawab Ji Yoon.
“Aku tidak minta lebih. Aku hanya ingin bersamamu selama 30 menit.” Ucap Tae Baek.
“Tae Baek, kau sudah melalui masa2 sulit karena aku.” Jawab Ji Yoon.
“Akan lebih sulit jika aku tidak melihatmu.” Ucap Tae Baek.
“Aku tidak ingin melukaimu lebih lama lagi, jadi...”
“ Jika kau tidak mau melukaiku, seharusnya kita tidak saling mencintai sejak awal. Tapi aku tidak menyesal bertemu denganmu. Tapi jika sekarang aku melepasmu, aku akan menyesal seumur hidupku.” Ucap Tae Baek.


Mata Ji Yoon mulai berkaca2. Sebelum tangisnya pecah, ia pun beranjak pergi dengan alasan ingin tidur karena besok harus bangun pagi untuk bekerja. Tae Baek juga sama sedihnya.


Esok paginya Tae Baek cs dikejutkan dengan berita kelompok penyelamat lingkungan yang melakukan penggelapan dana. Salah satu anggota mengakui jika ia mengambil uang itu untuk membayar biaya pengobatan ibunya.  Sementara itu di Giant, Boss Ma dkk juga sedang melihat iklan itu. Eun Hye tanya apa yang harus mereka lakukan. Boss Ma jawab jika sudah waktunya dia beraksi.

Hae Jin berpikir untuk menyerah. Publik kini menyerang mereka. Tae Baek menyemangati Hae Jin. Hae Jin tersenyum dan mengaku senang ada di dekat Tae Baek. Seorang laki2 anggota kelompok penyelamat lingkungan mendekati mereka. Ia mencurigai Ji Yoon ingin memata2i mereka setelah tahu siapa Ji Yoon.


“Ji Yoon memang putri Presdir Baek, tapi dia tidak memiliki hubungan dengannya.” Bela Hae Jin.
“Apa maksudmu mereka tidak punya hubungan? Siapa yang memberitahu media soal kita? BK.  Apa ada yang salah dengan kata2ku?” jawab laki2 itu.
“BK yang melakukannya, bukan Ji Yoon.” Bela Tae Baek.
“Mereka tidak akan paham. Orang2 yg mendukung kita akan berbalik menentang kita!” jawab laki2 itu agak keras.
“Ji Yoon bergabung dalam proyek ini sebagai permintaan maaf atas keputusan ayahnya yang salah.” Bela Tae Baek.
“Kumohon, biarkan aku mengerjakan proyek ini sampai selesai.” Pinta Ji Yoon.
“Aku yang akan membuat keputusan sebagai pemimpin di organisasi ini. Tae Baek dan Ji Yoon adalah tamu kita. Jadi kuminta, jangan ada lagi wacana2 atau tindakan yang menyerang mereka.” Ucap Hae Jin.
Laki2 itu tak puas. Ia masih mencurigai Ji Yoon.
“Kita tidak bisa hanya duduk diam. Kita harus membuat sesuatu yang luar biasa.” Tambah Hae Jin lagi.


Kelompok penyelamat lingkungan mulai melakukan aksi menentang proyek BK. Hae Jin cs melakukan sujud berulang2 di jalan. Tiba2, Hae Jin merasa pusing. Tae Baek dan Ji Yoon mencemaskannya. Hae Jin melarang Tae Baek dan Ji Yoon ikut dalam aksi ini. Tae Baek mau membantu. Ia menyuruh Ji Yoon membawa Hae Jin ke RS.


Namun laki2 itu melarang Ji Yoon pergi. Ia masih mencurigai Ji Yoon. Mereka terlibat perdebatan sengit. Sampai akhirnya Boss Ma datang. Boss Ma meminta Tae Baek dan Ji Yoon keluar dari aksi itu. Laki2 itu membawa Hae Jin pergi. Boss Ma menasehati Tae Baek dan Ji Yoon.
“Apa ada yang lebih baik dari iklan?” tanya Boss Ma, membuat Tae Baek dan Ji Yoon terdiam.


Shin memberitahukan Addie untuk tak khawatir lagi pada Tae Baek.
Addie bertanya, “Apa maksudmu?”
Shin mengejek Tae Baek. Namun Addie masih mencemaskan Tae Baek. Ia bilang ini adalah hal paling baik yang bisa dilakukannya.


Seketaris Kim menghadap Presdir Baek. Ia memberitahu kalau warga memberi respon positif terhadap proyek BK. Presdir Baek bilang hal itu tidaklah cukup. Seketaris Kim pun pergi. Saat itu Presdir Baek sedang melakukan pemeriksaan kesehatan. Dokter bilang Presdir Baek harus menjalani beberapa pengobatan. Presdir Baek bilang ia berencana menjalani pengobatan setelah proyek BK selesai.


Tae Baek, Ji Yoon dan Boss Ma stress karena belum dapat ide untuk iklan menyelamatkan Moojin. Ji Yoon bilang karena mereka tidak berhubungan dengan produk, sehingga mereka mengalami kesulitan. Boss Ma bilang mau produk atau apapun, membuat iklan tidaklah gampang. Hae Jin datang nyamperin mereka.

“Kenapa kau jalan2? Harusnya kau istirahat.” Ucap Ji Yoon.
“Aku sudah merasa lebih baik.” Jawab Hae Jin.
“Perkenalkan. Aku Ma Jin Ga, Boss Giant.” Ucap Boss Ma.
“Ya, aku sudah mendengarmu dari Ji Yoon.” Jawab Hae Jin.
“Apa yang dikatakan Ji Yoon padamu?” tanya Boss Ma.
“Ji Yoon bilang diantara karyawan Giant lainnya, kau yang memiliki.... kepala besar.” Jawab Hae Jin.


 Tawa Tae Baek langsung pecah. Boss Ma ngambek.
“Jelaskan semua kata2ku?” pinta Ji Yoon ke Hae Jin.
“Oh, baiklah. Ji Yoon bilang itulah sebabnya kau punya banyak ide kreatif.” Lanjut Hae Jin.
“Apapun yang kau katakan, terima kasih.” Jawab Boss Ma ngambek.
“Kau mau kemana?” tanya Ji Yoon saat melihat Hae Jin hendak keluar.
“Memberi makan Mangchi.” Jawab Hae Jin lalu bergegas keluar.


Boss Ma, Tae Baek dan Ji Yoon kembali melanjutkan meeting mereka. Tiba2, terdengar suara anjing menyalak. Boss Ma stress akan hal itu. Tae Baek menyadari sesuatu, lalu berlari keluar. Ji Yoon juga menyadari sesuatu, ikut menyusul Tae Baek. Sesampainya diluar, mereka kaget melihat Hae Jin yang pingsan.

“Boss Ma, siapkan mobil!” suruh Tae Baek, kemudian menggendong Hae Jin.


Hae Jin dibawa ke RS. Boss Ma, Ji Yoon dan Tae Baek menunggui Hae Jin sadar. Akhirnya Hae Jin sadar. Ji Yoon langsung menanyai penyakit Hae Jin. Hae Jin mengakui dirinya mengidap kanker paru2!
“Kenapa kau tidak menceritakan ini padaku?” tanya Ji Yoon.
“Kau juga membohongiku bahwa kau adalah putri Presdir Baek.” Jawab Hae Jin.
“Apa kau akan terus bersikap seperti ini?” tanya Ji Yoon.
“Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu.” Jawab Hae Jin.
“Aku dan Boss Ma akan keluar, jadi kalian bisa bicara dengan nyaman.” Ucap Tae Baek.
“Tidak perlu. Ada yg ingin kukatakan pada kalian. Dulu aku bekerja di pabrik kimia. Aku bekerja di sana selama 5 tahun. Teman2ku mulai banyak yang berjatuhan sakit. Saat kami protes pada perusahaan, aku mengetahui diriku mengidap kanker. Tapi perusahaan tidak pernah mengakui itu bencana industri. Jika BK membangun pabrik kimia, tidak akan ada yg menjamin hal itu tidak akan terjadi. Semua penderitaaan yang kualami ini sangat mengerikan. Jadi aku tidak mau berhenti sekarang.” Jawab Hae Jin.
“Jadi apa yang akan kau lakukan?” tanya Boss Ma.
“Aku akan terus melakukan aksi protes.” Jawab Hae Jin.
“Aku akan membantumu.” Ucap Tae Baek.
“Tae Baek, apa yang kau katakan?” tanya Boss Ma gak setuju.


“Apa gunanya duduk diam tidak melakukan apapun? Siapa tahu setelah aku melakukan ini, ide bisa datang.” Jawab Tae Baek.
“Ide yang bagus.” Ucap Ji Yoon.
Boss Ma tak bisa berkata apa2 lagi.


Tae Baek dan Ji Yoon pun ikut melakukan aksi yang mereka namakan, 3 Step 1 bow. Tiba2 laki2 yg kemaren datang bersama kelompoknya. Ia meminta Tae Baek menghentikan aksi itu. Tae Baek mengajak laki2 itu menemui seseorang. Laki2 itu marah dan bertanya kemana Tae Baek akan membawanya. Tae Baek pun memberitahu penyakit yang diidap Hae Jin. Laki2 itu langsung terdiam mendengarnya. Mereka pun menjenguk Hae Jin.


“Dia terkena kanker beberapa tahun lalu. Dia sakit setelah bekerja di pabrik kimia.” Ucap Tae Baek.
“Pembangunan pabrik kimia, adalah cara untuk menuju kematian.” Tambah Ji Yoon.
“Bukan cuma senjata dan pisau yang bisa membunuh seseorang. Asap hitam dari pabrik juga bisa membunuh org. Jika org sakit, alam rusak, itu tidak akan berguna.” Timpal Boss Ma.
“Boss, Ji Yoon. Keajaiban sudah datang.” Ucap Tae Baek sambil tersenyum.
“Siapa yang akan datang?” tanya laki2 itu.
“Seseorang yang bisa menyelamatkan Moojin.” Jawab Tae Baek.


Tim Giant mulai bekerja! Boss Ma, Tae Baek dan Hassan pergi ke tukang las. Yi Cha dan Sun Hye membahas sesuatu. Dan Ji Yoon mencatat sesuatu sambil berpikir. Sementara itu, BK mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan pemungutan suara.


Ah Ri dan Addie dalam perjalanan. Ah Ri minta Addie tak perlu khawatir soal pemungutan suara. Ia yakin Addie akan memenangkan pertarungan ini. Addie memuji Ah Ri yang sudah bekerja keras.


Ji Yoon menjemput Hae Jin di RS. Laki2 yang bernama Min Sung itu juga datang! Hae Jin memohon Min Sung menyelamatkan Moojin. Tae Baek datang. Ji Yoon tanya apa semua sudah siap. Hae Jin yang bingung tanya apa yang dibicarakan Tae Baek dan Ji Yoon. Tae Baek bilang Hae Jin akan melihatnya sendiri.


Tae Baek cs sampai di tempat pemungutan suara. Mereka tersenyum melihat ke suatu arah. Addie dan Ah Ri juga tiba di sana. Addie tersenyum melihat Ji Yoon, namun ia penasaran apa yang menyedot perhatian Ji Yoon. Ia terkejut mengetahui apa yang dilihat Ji Yoon. Sebuah gambar pistol dimana ujung pistol adalah cerobong yang memancarkan asap. Disamping gambar itu, ada tulisan, “Akibat polusi udara, 60.000 ribu orang meninggal setiap tahun”.

“Ji Yoon, Tae Baek, terima kasih.” Ucap Hae Jin.


 Addie dan Ah Ri menghampiri mereka.
“Bisa kita bicara?” tanya Addie.
“Kalian berdua lah, masuklah duluan.” Ucap Ji Yoon ke Min Sung dan Hae Jin.
Setelah Min Sung dan Hae Jin pergi, Addie memulai pembicaraan, “Kalian tidak tahu, kampanye pada hari pemilihan, adalah perbuatan illegal.”
“Ini bukan kampanye pemilu.” Jawab Tae Baek.
“Lalu apa itu?” tanya Addie.
“Ini adalah iklan tentang lingkungan. Tidak ada yang illegal di sini. Ini adalah iklan layanan publik.” Jawab Tae Baek.
“Kepribadianmu sudah berubah baik. Tapi aku tidak yakin dengan hasilnya.” Ucap Ah Ri.
“Hasilnya pasti akan bagus juga. Kepala proyek pembangunan pabrik sudah memutuskan untuk berpihak pada kami.” Jawab Ji Yoon membuat kubu lawan kaget.


 Presdir Baek geram melihat berita di TV soal iklan yang dibuat Giant. Penyiar TV juga memberitahukan kalau iklan itu tidak melanggar UU pemilu. Presdir Baek langsung mematikan TV dan menyuruh Seketaris Kim mencari tahu apa yang terjadi. Seketaris Kim pun langsung pergi untuk mencari tahu apa yang terjadi.


Addie dan Ah Ri mendengarkan hasil voting dari radio.
“Apa kau berpikiran alasan aku kalah karena iklan yang dibuat Tae Baek?” tanya Addie.
“Siapa yang tahu apa isi kepala seseorang. Kau berencana masuk ke dalam keluarga kerajaan. Apa kau akan menyerah?” Ah Ri balik bertanya.
“Kalaupun aku tidak menyerah, aku tidak tahu apakah Presdir Baek akan menerimaku setelah hasil voting ini.” Jawab Addie.
“Lupakan semua yang sudah terjadi. Apa kau mau ikut ke Amerika dengaku?” tanya Ah Ri.
“Hatiku ada di sini.” Jawab Addie, membuat Ah Ri kecewa.


Seketaris Kim melapor pada Presdir Baek kalau iklan itu bikinan Ji Yoon dan Tae Baek. Presdir Baek kaget. Penyakitnya mulai kambuh. Seketaris Kim ingin memanggil dokter, tapi Presdir Baek menyuruh Seketaris Kim membawa Ji Yoon ke hadapannya. Presdir Baek terlihat marah sekali.


Tae Baek cs merayakan keberhasilan mereka. Hae Jin berterima kasih pada semuanya yang sudah membantu menyelamatkan Moojin. Eun Hye berbisik, bertanya kenapa Boss Ma tidak langsung kembali ke Seoul? Ia juga memuji kecantikan Hae Jin. Ia lalu mencubit Boss Ma dan mengajak Boss Ma keluar. Hae Jin tertawa melihat tingkah keduanya.

Hae Jin berterima kasih pada Min Sung.

Laki2 itu minta maaf karena sudah salah paham pada Ji Yoon.

 Yi Cha tanya soal pakaian yang dikenakan Sun Hye, darimana ia mendapatkannya? Sun Hye tanya, “Apa aku terlihat cantik memakai ini?”
“Bukan begitu, tapi kau mengingatkanku pada So Ran.” Jawab Yi Cha.
“Kenapa kau tidak makan ini saja kalau ingin bicara omong kosong!” ucap Sun Hye marah dan menyumpelkan tomat ke mulut Yi Cha.


Tae Baek mengajak Ji Yoon bicara diluar.
“Ji Yoon, apa kau akan pergi ke Amerika?” tanya Tae Baek.
“Ya.” Jawab Ji Yoon.
“Inilah yang mau kukatakan. Kau tidak boleh pergi.” Ucap Tae Baek.


Tiba2, Seketaris Kim dan org2nya datang!
“Presdir Baek ingin bicara denganmu?” ucap Seketaris Kim.
“Aku tidak mau bertemu dengannya. Jadi pergilah.” Jawab Ji Yoon.
“Maaf, tapi Presdir Baek ingin kau kembali ke rumah.” Ucap Seketaris Kim.
“Apa yang kalian lakukan! Kalian terlihat seperti gangster!” bentak Tae Baek.
“Pergilah!” ucap Ji Yoon.
“Maafkan aku. Bawa dia!” suruh Seketaris Kim.

Org2 suruhan Seketaris Kim membawa Ji Yoon pergi. Tae Baek mau menolong Ji Yoon, tapi ia dihajar oleh mereka.

“TAE BAEK!” teriak Ji Yoon.

“JI YOON!” teriak Tae Baek.


Presdir Baek menunggu Ji Yoon di ruangannya. Ji Yoon masuk ke ruangan ayahnya dengan wajah penuh emosi.
“Aku membiarkanmu sendiri agar kau bisa menjernihkan pikiranmu, tapi kau malah mengacaukan pekerjaan ayahmu!” marah Presdir Baek.
“Itulah yang bisa kulakukan karena anda memilih jalan yang salah.” Jawab Ji Yoon dengan mata berapi2.
“Apa kau sedang menggurui ayahmu! Jangan bicara omong kosong. Bersiaplah untuk menikah dengan Direktur Kang.” Ucap Presdir Baek.
“Aku tidak mau menikah dengan Direktur Kang.” Jawab Ji Yoon.
“Saat aku menyuruhmu, kau harus mematuhinya!” bentak Presdir Baek.
“Aku akan mempertahankan hubunganku dengan Tae Baek.” Jawab Ji Yoon.
“Kenapa kau bisa menyukai laki2 seperti dia?” tanya Presdir Baek.
“Dengarkan aku! Dia adalah laki2 yang baik dan hangat.” Jawab Ji Yoon.
“Kau berpihak padanya dan melawan ayahmu! Jika kau terus bersama dengan laki2 pecundang itu, aku akan memutuskan hubungan diantara kita!” ucap Presdir Baek.
“Aku juga akan melakukan hal itu.” Jawab Ji Yoon.
“Pergilah! Aku tidak mau melihatmu lagi!” usir Presdir Baek.


Tiba2, Presdir Baek ambruk! Ji Yoon kaget melihat tubuh sang ayah jatuh ke lantai. Ia pun langsung berlari mendekati ayahnya.
“Presdir, bangun. Presdir!” teriak Ji Yoon sambil mengguncangkan tubuh ayahnya.


BERSAMBUNG
Read More
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home