Ad Genius Lee Tae Baek Eps 6

No Comments


Tae Baek melajukan mobilnya dengan kencang. Kata2 Kim Man Soo soal Presdir Nam yang akan menjual perusahaannya pada BK, terus terngiang2 di telinganya. Sementara itu di Geumsan, Ji Yoon sepertinya sudah mendengar kabar itu. Buktinya ia langsung menelpon seketaris ayahnya untuk mengecek kebenarannya. Ji Yoon terkejut saat seketaris ayahnya menjelaskan kalau kontrak akan ditandatangani hari itu.


Presdir Nam akhirnya tiba di BK. Ia langsung disambut oleh seketaris CEO Baek. Anak Presdir Nam terkejut melihat kedatangan ayahnya. Ia tak menyangka akhirnya sang ayah bersedia menjual perusahaannya. Presdir Nam hanya menganggukkan kepalanya begitu melihat anaknya. Ia pun minta diantarkan ke ruangan CEO Baek oleh seketaris CEO Baek.


Di dalam lift, Presdir Nam berkomentar soal lift yg jalannya cepat sekali. Ia berkata pasti tagihan listriknya mahal. Akhirnya sampailah Presdir Nam di ruangan CEO Baek. CEO Baek rupanya sudah menunggu kehadiran Presdir Nam. Diluar, Tae Baek mencoba masuk ke BK. Namun ia dihalang2i oleh org2 BK. Org2 BK pun berhasil menyeretnya keluar. Anak Presdir Nam yang melihat itu, mengikuti Tae Baek.


“Ini tidak akan berhasil. Kau tidak akan bisa masuk ke ruangan Predir.” Ucap anak Presdir Nam.
“Lalu apa aku harus diam saja di sini?” tanya Tae Baek.
Anak Presdir Nam terlihat memikirkan sesuatu. Mungkin mencari cara agar ayahnya membatalkan niat menjual perusahaan. Tae Baek tiba2 mendapat ide. Ia bertanya apa dirinya bisa naik ke atap?


Ji Yoon sampai di BK. Ia turun dari taksi dan berlari masuk ke dalam. Tae Baek tidak menyadari kehadiran Ji Yoon. Pada resepsionis, Ji Yoon bilang ingin bertemu dengan CEO Baek. Resepsionis bertanya siapa nama Ji Yoon. Ji Yoon pun mengenalkan dirinya sebagai Baek Ji Hyun.


Di ruangannya, CEO Baek sudah menyiapkan kontrak dan ballpoint. Presdir Nam masih gamang. Ia berat menjual perusahaannya. Tapi akhirnya ia memutuskan menandatangani kontrak itu. Disaat ia akan menandatangani kontrak, tiba2 saja terdengar ketukan keras di jendela. Baik Presdir Nam, CEO Baek dan seketaris CEO Baek terkejut melihat Tae Baek yang bergelantungan di kaca.


“Presdir! Jangan tanda tangan! Ayo kita selamatkan Termos Bak Nyeon!” teriak Tae Baek.


Seketaris CEO Baek langsung menghubungi keamanan. Lalu, masuklah Ji Yoon. Ji Yoon terkejut melihat Tae Baek yang gelantungan di kaca. Tae Baek juga kagetnya. “Tae Baek-ssi.” Ucap Ji Yoon. CEO Baek gak menyangka putrinya mengenal laki2 yang berusaha mengacaukan rencananya.
“Kenapa kau di sini? Tunggulah disana!” teriak Tae Baek, lalu berusaha membuka kaca. Namun sia2. Kaca tidak bisa dibuka. Tae Baek menyuruh Ji Yoon membuka kacanya. Namun tiba2, Tae Baek ditarik ke atas oleh org2 BK


Sesampainya diatas, Tae Baek dipukuli orang2 BK. Org2 BK berkata kalau polisi akan datang untuk menangkap Tae Baek. Sebelum pergi, Tae Baek meminta org2 BK tidak menyakiti wanita yang ada di ruangan CEO Baek. Kalau sampai mereka menyakiti wanita itu, ia akan melawan mereka meskipun harus mati.


Sementara itu diruangan CEO Baek, seketaris CEO Baek menyuruh Ji Yoon pergi. Ji Yoon tidak mempedulikannya dan meminta sang ayah menghentikan semua ini. CEO Baek pun mengenalkan siapa Ji Yoon. “Dia adalah putriku. Dia sangat manja dan kekanak2an.”
“Presdir, tolong jangan tanda tangan.” Ucap Ji Yoon.
“Ini bukan urusanmu! Berhenti bersikap manja dan pergilah!” jawab CEO Baek.
“Aku tidak akan pergi sampai Presdir Nam membatalkan niatnya.” Ucap Ji Yoon tegas.
“Seketaris Kim, apa yang kau lakukan!” ucap CEO Baek.


Seketaris Kim pun hendak membawa Ji Yoon keluar, namun Ji Yoon menepis tangannya. Ji Yoon berkata, “Hentikan semua ini. Presdir Nam, jangan tanda tangan.”
Tiba2, anak Presdir Nam masuk.
“Ayah, jangan jual perusahaan kita. Ayo kita sama2 membangun perusahaan kita. Aku akan membantumu.” Ucap anak Presdir Nam.
Presdir Nam terkejut mendengar ucapan anaknya.
“Tidak seharusnya kau berada di sini.” Ucap CEO Baek.
“Jika orang lain saja membela ayahku, kenapa aku tidak! Selama ini aku hanya sibuk memikirkan karirku. Tapi sekarang aku sadar seharusnya aku berada di Bak Nyeon!” jawab anak Presdir Nam.
“Terima kasih.” Ucap Presdir Nam.
“Ayo kita pergi ayah.” Ajak sang anak.


Presdir Nam pun bangkit dari duduknya. CEO Baek berusaha mencegah. “Apa kau pikir perusahaanmu bisa bangkit lagi?”
“Kau benar. Perusahaanku bisa saja menghilang besok. Tapi termos kami diibuat agar bertahan ratusan tahun. Tidakkah kau berpikir itu umur yang cukup panjang?” jawab Presdir Nam.
Presdir Nam lalu menoleh ke Ji Yoon. “Kau membesarkan putri yang begitu menakjubkan.”


Setelah Presdir Nam pergi, CEO Baek menatap tajam Ji Yoon. Ji Yoon hampir menangis menatap sang ayah. Sementara Tae Baek dibawa oleh polisi.


“Kali ini anda tidak berhasil mendapatkan apa yang anda inginkan.” Ucap Ji Yoon, lalu beranjak pergi.
“Apa ini yang kau inginkan?” tanya CEO Baek membuat langkah Ji Yoon terhenti. CEO Baek melanjutkan kata2nya. “Apa kau mau menghancurkan bisnis ayahmu! Apa aku harus berlutut agar kau senang?”
Ji Yoon berbalik dan menatap sang ayah geram. Ia berkata, “Ayah bukanlah ayah yang kuharapkan. Setidaknya ayah bisa bersikap jujur.”
“Jika kau bisa memberi makan 10.000 orang dengan mengorbankan 100 orang kelaparan apa salahnya! Itu sudah menjadi pilihanku dan menjadi pilihan bagi banyak org!” jawab CEO Baek.
“Karena itulah anda hanya Presdir bagi saya.” Ucap Ji Yoon.
“Kau anakku! Aku ayahmu! Kenyataan itu tidak bisa kau ubah!” jawab CEO Baek.
“Ya itu benar. Makanya aku malu punya ayah sepertimu!” ucap Ji Yoon.
“Aku tidak butuh anak yang malu mengakuiku sebagai ayahnya! Pergilah!” bentak CEO Baek.


Ji Yoon benar2 kecewa dengan sikap ayahnya. Sebelum pergi ia berkata, “Ibuku selalu kasihan padamu ayah. Tapi aku tidak bisa seperti ibuku.”
CEO Baek kaget dengan kata2 putrinya. Ji Yoon beranjak pergi. CEO Baek memandangi kepergian putrinya perasaan terguncang.


Di dalam lift, Ji Yoon menangis.


Ah Ri masuk ke ruangan Addie. Ia menunjukkan video “Sehari Dalam Kehidupan Predir Nam” pada Addie. Addie syok melihat video itu. Ia tanya siapa yang membuat video itu.


Di GRC, Ma Yi Cha, Sun Hye dan Hassan melihat respon masyarakat soal video Presdir Nam. Semua memberikan respon positif. Boss Ma bilang kalau komentar itu tidak penting. Ma Yi Cha tanya apa mereka harus diam saja. Boss Ma melipat korannya. Dengan gayanya yg lucu, dia menyuruh Sun Hye menulis komentar, “Siapa yang membuat iklan ini? Apakah GRC? Aku ingin meminta mereka membuatkan iklan untukku.”
Hassan mengatai Boss Ma gak tahu malu.
Boss Ma berkata, masih dengan gayanya yang lucu, “Inilah iklan sesungguhnya. Videonya saja sudah mendapat respon baik, gimana kalau iklannya jadi dibuat. Tahap kehidupan kedua Ma Jin Ga akan segera dimulai.”


“Bagaimana dengan Tae Baek? Apa dia baik2 saja?” tanya Ma Yi Cha.
“Jangan takut. Dia akan bertahan sekali pun jatuh di tengah gurun.” Jawab Boss Ma.
Masih dengan gayanya yg lucu, Boss Ma tanya siapa yang akan menjadi sutradara iklan itu.

(Boss Ma! I LOVE YOU! MUAH2)


Tae Baek ada di penjara! Dia diam dalam duduknya. Presdir Nam, anaknya dan Ji Yoon datang. Ji Yoon tanya, “Tae Baek, apa kau baik2 saja?”
Tae Baek tersenyum dan menghampiri mereka. “Aku baik2 saja. Jangan khawatir dan kembalilah bekerja.” Ucapnya pada Ji Yoon.
“Jangan takut. Aku akan segera membebaskanmu.” Jawab Ji Yoon.
“Aku harus bisa merasakan rasanya sup tulang sapi dalam penjara. Pergilah. Dan jangan beritahu org GRC karena mereka pasti akan khawatir.” Ucap Tae Baek.


Sipir penjara datang. Presdir Nam tanya, “Kesalahan apa yang dia buat sampai dia di penjara seperti ini?”
“Tae Baek menyerang target yang salah. Harusnya dia tidak menyerang Presdir Baek. Berlututlah pada Presdir Baek jika kau mau bebas dari sini.” Jawab sipir penjara.


Ji Yoon menelpon Seketaris Kim agar Tae Baek bisa bebas.


Seketaris Kim membujuk CEO Baek untuk membebaskan Tae Baek. CEO Baek berkata, “Dia sudah mengacaukan bisnis ayahnya. Apa dia tidak sadar kalau dia sudah melukai hati ayahnya?”
“Putri anda memiliki hati sangat lembut.” Jawab Seketaris Kim.
“Laki2 yang bergelantungan di kaca tadi, siapa dia?” tanya CEO Baek.
“Saya akan memeriksa catatan di kepolisian untuk mencari tahu.” Jawab Seketaris Kim.
“Hubungai Manajer Kang.” Suruh CEO Baek.”
“Baik.” Jawab Seketaris Kim.


Ji Yoon duduk di depan kantor polisi. Ia teringat2 kata2 ayahnya. “Kau anakku! Aku ayahmu! Kau tidak bisa mengubah kenyataan itu! Aku tidak butuh anak yang malu mengakuiku sebagai ayahnya!”
Ji Yoon stress dengan semua itu. Kenyataan kalau ayahnya orang yang kejam sangat melukai hatinya.


Addie dan CEO Baek makan malam. CEO Baek berkata, “Kau mampu memulai angin, tapi tidak mampu memadamkan lilin.”
“Maafkan aku. Aku akan bertanggung jawab.” Jawab Addie.
“Seperti apa tanggung jawabmu? Apa yang mau kau lakukan?” tanya CEO Baek.
“Aku akan mengundurkan diri sebagai agen iklan Grup BK.” Jawab Addie.


“Karena pemindahan kantor pusat ditunda, semua jadi tidak jelas. Aku tidak mau menyalahkanmu. Tapi aku punya satu permintaan. Diantara karyawan magang Geumsan, pasti ada yang namanya Baek Ji Yoon.” Ucap CEO Baek.
“Ya.” Jawab Addie.
“Dia putriku.
Addie pura2 kaget mendengarnya. CEO Baek melanjutkan kata2nya. “Pecat dia.” Pinta CEO Baek.


Addie diam saja. Hal itu membuat CEO Baek bertanya, “Kenapa kau diam?”
“Aku tidak mungkin memecat dia. Meskipun dia hanya karyawan magang, tapi dia benar2 bekerja dengan baik. Dia tertarik pada iklan dan punya bakat itu. Tagline untuk iklan mobil Dae Sung adalah hasil karyanya. Jadi aku tidak bisa memecat dia tanpa alasan. Maafkan aku yang tidak bisa memenuhi permintaanmu.” Jawab Addie.
“Apa permintaanku tidak masuk akal?” tanya CEO Baek.
“Maaf. Jika anda mengkhawatirkan Ji Yoon, akan lebih baik bila dia berada di Geumsan.” Jawab Addie.
“Apa alasanmu?” tanya CEO Baek.
“Meskipun Ji Yoon dipecat, dia akan tetap bekerja di bidang iklan. Jika dia dipecat, dia mungkin akan bekerja di perusahaan iklan yang tidak ternama.” Jawab Addie.

(Hahahah, si Addie takut Ji Yoon kerja di GRC)

“Aku tidak tahu apa kau khawatir pada pekerjaannya atau orangnya. Tapi aku tidak mau menyalahkanmu.” Ucap CEO Baek.


Addie yang baru sampai di apartemennya kaget melihat ayahnya ada di sana. Sang ayah dengan santai menikmati anggur. Addie berkata, “Jika kau mau minum anggur, kenapa tidak memintaku menemanimu ke bar?”
“Disini lebih nyaman ketimbang di bar. Bagaimana dengan CEO Baek?” tanya ayah Addie.
“Tidak terlalu buruk.” Jawab Addie.
“Aku sudah bisa menduga apa yang akan dia jawab.” Ucap ayah Addie.


Addie duduk di sofa dan berkata, “Ibu pernah bilang kalau ayah selalu melihat sesuatu dari sisi negatif. Itulah kenapa banyak masalah yang timbul dalam pernikahan kalian.”
“Jadi kau mau menyalahkanku atas sakitnya ibumu? Depresi bisa sembuh dengan cara yang benar.” tanya ayah Addie.
“Aku tidah tahu itu. Tapi mengkonsumsi pil secara terus2an tidak bisa membuat hidupnya bahagia.” Jawab Addie.
“Dia sudah pergi ke Amerika setelah kami bercerai. Jadi apalagi yang harus kulakukan!” ucap ayah Addie marah.


Addie marah. Ia bangkit dari duduknya dan menatap tajam ayahnya.
“Ibu selalu membutuhkan org yang peduli padanya! Sejak aku berusia 14 tahun, aku menjadi pengasuhnya!”
Ayah Addie juga marah. Dia bangkit dari duduknya dan menatap Addie.


“Apa kau pikir aku hidup nyaman di Korea! Aku menghabiskan uangku untukmu dan ibumu! Itu uangku.. Anak tak tahu diuntung!”
“Yang kita butuhkan saat itu bukan uang, tapi ayah. Ibu menikah lagi dan depresinya makin parah. Itu semua karena ayah.” Jawab Addie.
“Jadi kau datang untuk balas dendam padaku?” tanya ayah Addie.
“Aku terlalu sibuk untuk memikirkan hal2 macam itu.” Jawab Addie.

“Lalu apa tujuanmu bekerja padaku?” tanya ayah Addie.





Addie yang sudah sedikit tenang duduk di sofa. Ia pun menjelaskan alasannya. “Aku bekerja padamu hanya untuk sementara. Group BK sedang mempersiapkan diri untuk menjadi media raksasa. BK akan menguasai surat kabar, TV, film dan bisnis periklanan. Itu sebabnya BK mencari agen periklanan baru. Aku ingin naik ke puncaknya.”
“Tidak peduli seberapa besar bakatmu, rasanya mustahil BK memberikan posisi itu padamu. Apa kau tidak tahu puncak piramida diperuntukkan bagi keluarga raja?” jawab ayah Addie.
Addie menjawab dengan mantap, “Aku akan masuk ke dalamnya.”


Tae Baek yang ada di hotel prodeo, tiba2 dibebaskan. Sipir penjara memberitahu kalau BK sudah mencabut tuntutannya.


Saat sudah berada di luar, Tae Baek melihat Ji Yoon duduk seorang diri. Ia lalu melepaskan jaketnya dan memakaikannya di tubuh Ji Yoon. Ji Yoon pun terbangun. Ia terkejut melihat Tae Baek duduk disampingnya. Tae Baek bilang kalau Ji Yoon bisa kena flu kalau terus berada di luar. Ji Yoon gak menjawab. Ia menanyakan kabar Tae Baek.


 Ji Yoon lalu melihat luka gores di pipi Tae Baek. Ia memegang pipi Tae Baek dan bertanya, “Apa ini ulah karyawan BK?”
Tae Baek menyangkal dengan bilang, “Aku hanya tergores tali saat bergelantungan tadi. Oya, bagaimana dengan Presdir Nam?”
Ji Yoon tersenyum, lalu memberitahu Tae Baek kalau Presdir Nam tidak jadi menandatangani kontrak itu. Tae Baek menarik napas lega, lalu bertanya kenapa Ji Yoon bisa ada di BK. Ji Yoon yang sibuk mencari2 sesuatu di tasnya, berbohong. Ia bilang kalau ia datang ke BK karena masalah iklan.


Tae Baek yang melihat Ji Yoon sibuk mencari2 sesuatu bertanya apa yang dicari Ji Yoon. Ji Yoon senang karena akhirnya berhasil menemukan barang yang dicarinya. Obat salep. Dengan lembut, Ji Yoon mengoleskan obat itu ke luka Tae Baek. Ji Yoon berkata, “Apa kau tahu? Kau mirip dengan anak yang kabur dari rumah. Dan kau membuatku cemas.”
“Apa kau khawatir padaku?” tanya Tae Baek.


Ji Yoon tidak menjawab. Ia terus mengoleskan obat itu ke pipi Tae Baek. Tae Baek pun bilang akan mengantarkan Ji Yoon pulang ke rumah. Ji Yoon menolaknya. Tae Baek bilang kalau Ji Yoon sudah menyemangatinya selama di penjara. Ji Yoon ngambek, “Jadi hanya di penjara saja?”


Mereka pun beranjak meninggalkan kantor polisi. Ji Yoon mengembalikan jaket Tae Baek. Tapi Tae Baek menolaknya. Terjadilah kejar2an diantara mereka. Dan Ji Yoon pun berhasil memakaikan jaket itu ke tubuh Tae Baek.


Di bus, mereka duduk berdua. Saat itu bus dalam keadaan kosong. Hanya ada mereka berdua di sana. Ji Yoon memecah keheningan dengan mengembalikan termos Tae Baek. Tae Baek bilang termos itu untuk Ji Yoon. Ji Yoon menjawab, “Benarkah? Sebenarnya aku juga tidak berniat mengembalikannya.”
“Apa kau tahu. Sebenarnya malam itu aku kecewa padamu?” ucap Tae Baek.
“Kenapa?” tanya Ji Yoon.
“Karena kau tidak cerita padaku bahwa kau sedang menggarap iklan BK.” Jawab Tae Baek.
“Itu rahasia perusahaan. Mana mungkin aku cerita padamu.” Ucap Ji Yoon.
“Jadi hanya sebatas itu hubungan kita?” tanya Tae Baek.
“Benar. Apa kau mengharapkan lebih dari itu?” jawab Ji Yoon.
“Seandainya kau menyuruhku mencuri rancangan GRC, aku akan melakukannya untukmu.” Ucap Tae Baek.
“Kenapa?” tanya Ji Yoon.
Tae Baek terdiam untuk beberapa saat. Lalu, ia pun menjawab, “Karena kita teman seperjuangan.”
Ji Yoon tersenyum mendengarnya. Lalu berkata, “Kau tidak boleh berubah pikiran. Jika aku membutuhkan rancangan GRC, kau harus mengambilnya untukku.”


Lalu, Ji Yoon menguap. Tae Baek tanya apa Ji Yoon lelah. Ji Yoon membenarkan dan meminta Tae Baek membangunkannya jika mereka sudah sampai di tujuan. Ji Yoon mulai memejamkan matanya. Tae Baek berkata, “Berada di penjara akan membuat kita menjadi dewasa.”
“Kau hanya di penjara beberapa jam jadi mana mungkin jadi dewasa.” Jawab Ji Yoon.
“Tapi kan tetap saja aku di penjara. Ngomong2, kita sudah melalui banyak hal bersama2 Aku berpikir bagaimana kalau kau bekerja di GRC. Kita sudah menyerang BK sama2, membuat konsep iklan sama2. Soal bayaran jangan takut. Aku akan memaksa Boss Ma memberikan gaji yang pantas untukmu. Tapi masalahnya, GRC tidak punya asuransi untuk karyawan. Untuk itu, aku akan pastikan kau tidak akan sakit atau terluka. Aku akan menjagamu. Bagaimana menurutmu?” ucap Tae Baek.


 Ji Yoon diam saja. Tiba2, kepala Ji Yoon jatuh ke bahu Tae Baek. Tae Baek sedikit sebal menyadari ia ngomong sendiri dari tadi. Tapi kesebalan Tae Baek gak berlangsung lama. Ia tersenyum bahagia melihat Ji Yoon.


Keesokan harinya, di Geumsan, Ji Yoon didamprat Lee Eun Hye. “Kalau kau mau berbuat sesukamu, sebaiknya kau pergi! Kau itu hanya karyawan magang!”
“Pasti dia punya alasan.” Jawab Ah Ri dari tempat duduknya.
Eun Hye menatap tajam Ah Ri dan berkata, “Apa kau mau membuatku kelihatan seperti seorang penjahat!”
PD Shin menyuruh Eun Hye diam karena Addie datang.

Saat Ji Yoon akan duduk di tempatnya, Addie memanggilnya.
“Apa menurutmu Geumsan terlihat menyedihkan?” tanya Addie. Ji Yoon bertanya balik, “Apa maksudmu?”
“Diluar sana banyak yang ingin magang di Geumsan. Dan mereka pasti akan sangat rajin bekerja di Geumsan. Tapi kenapa kau melakukan hal yang sebaliknya? Sebaiknya kau tidak usah mengikuti rapat hari ini!” jawab Addie.
Semua kaget mendengarnya. Ji Yoon pun beranjak meninggalkan ruang rapat.


Di ruangannya, CEO Baek sedang memandang ke jendela. Seketaris Kim bertanya apakah CEO Baek sudah melihat video Presdir Nam. “Sudah.” Jawab CEO Baek. “Sebaiknya kita tidak perlu menekan Bak Nyeon. Respon masyarakat sangat positif pada Bak Nyeon.” Ucap Seketaris Kim. “Lalu bagaimana dengan Addie Kang?” tanya CEO Baek. “Saya rasa kita bisa memanfaatkan Addie untuk mengambil alih Geumsan.” Jawab Seketaris Kim.


Sampai di GRC, Tae Baek melihat semuanya sedang beberes. Sun Hye tanya Tae Baek kemana saja. Tae Baek menjawab kalau dia habis syut film action! Dan dia bertarung sendirian di BK. Sun Hye pun menjawab, “Whatever! Sebaiknya sekarang kau ambil kain pel dan bantu kami bersih2.”
“Kenapa harus bersih?” tanya Tae Baek.
“Ini perintah Boss Ma.” Jawab Hassan.
“Ayahku pikir akan banyak orang periklanan yang datang ke sini. Makanya dia menyuruh kami bersih2.” Ucap Ma Yi Cha.
“Lalu dimana Boss Ma?” tanya Tae Baek.
“Dia ada di ruangan biasa. Sedang menelpon selama dua jam.” Jawab Ma Yi Cha.


Boss Ma duduk di atas kursi pijatnya sedang bicara dengan seseorang bernama Direktur Kim di telepon. “Aku adalah Ma Jin Ga. Pengiklan yang terkenal itu. Aku sudah kembali sekarang.” Ucapnya. Tae Baek senyam senyum mendengarnya. Tiba2, telepon terputus. Ponsel Boss Ma lowbath. Boss Ma mengeluh baterai ponselnya habis disaat2 yang penting. Ia lalu melirik Tae Baek dan memarahi Tae Baek yang datang terlambat.
“Ketepatan waktu adalah ciri dasar seorang pengiklan.” Ucap Boss Ma.
“Aku ditahan sampai pagi. Makanya aku datang terlambat.” Jawab Tae Baek.
“Ceritakan padaku, apa yang terjadi?” pinta Boss Ma.
“Aku menyerang kantor BK sendiran.” Jawab Tae Baek.
“Kita harus sampai di Bak Nyeon 3 jam lagi.” Ucap Boss Ma.


Tae Baek dan Boss Ma ada di ruangan Presdir Nam. Mereka tampak kaget. Di sana juga ada anak Presdir Nam.
“Ada apa Presdir?” tanya Tae Baek.
“Berkat kalian, angka penjualan meningkat tajam sehingga perusahaan kewalahan memproduksi termos. Tapi aku berterima kasih untuk itu.” Ucap Presdir Nam.
“Tapi apapun yang terjadi iklan tetap harus berjalan.” Jawab Boss Ma.
“Ada beberapa masalah. Gedung tunawisma terbakar. Jadi dana yang sedianya untuk biaya iklan, akan dialihkan untuk membangun gedung itu.” Ucap anak Presdir Nam.

Tae Baek dan Boss Ma tampak keberatan, sehingga anak Presdir Nam mengoceh lagi, “Tentu saja kalau kalian tidak keberatan.”
“Yang membutuhkan memang harus didahulukan. Lakukanlah.” Jawab Tae Baek. Boss Ma yang keberatan menyenggol lengan Tae Baek. Tae Baek tanya ada apa. Boss Ma yang kebingungan akhirnya menjawab kalau itu untuk tujuan baik, lakukanlah.


Boss Ma melangkah gontai keluar dari ruangan Presdir Nam. Tae Baek menyemangati Presdir Nam dengan berkata, “Kita kan bisa menawarkan iklan pada perusahaan lain. Apalagi reputasi GRC meningkat karena video yang kita buat.”
Boss Ma sangat marah.
“Hey, bukankah Miss Gong bilang kalau sudah ada beberapa telepon yang masuk?” ucap Tae Baek.
“Aku tidak tahu! Aku tidak peduli!” jawab Boss Ma ngambek, lalu beranjak pergi.

Di GRC, semua staf sedang menunggu telepon masuk. Sun Hye bilang sudah dua hari tidak ada yg menelpon GRC. Hassan ikutan bicara. Ia bilang pernah menerima telepon untuk pembelian rumah. Tae Baek menenangkan mereka dengan meminta mereka bersabar. Telepon GRC berbunyi. Tae Baek yg mengangkat. Boss Ma yang sedari tadi mengurung diri di ruangannya, ikut melongok keluar. Semua pun kecewa mengetahui itu telpon dari agen penjualan rumah.

Boss Ma melangkah gontai meninggalkan GRC. Tae Baek bertanya kemana Boss Ma akan pergi. Boss Ma diam saja dan terus berjalan. Tae Baek bilang kalau Boss Ma mau berburu pelanggan, dia akan ikut. Boss Ma tetap diam saja dan terus berjalan. Tae Baek yang hendak mengikuti Boss Ma, ditarik Ma Yi Cha.
“Biarkan saja. Dia memang sering seperti itu.” Ucap Ma Yi Cha.
“Dia kan sudah bukan remaja lagi. Tapi kenapa sikapnya seperti itu.” Jawab Tae Baek.

Tae Baek pun bertanya ke Sun Hye, “Bukankah kemaren ada yg menelpon? Kemana perginya org2 itu?”


Tae Baek menemui salah satu penelpon. Si penelpon itu menjelaskan kalau dulu iklan Boss Ma bermasalah dan Boss Ma menyebarkan kebobrokan produknya ke media. Seharusnya pengiklan menutupi kelemahan produk, bukan menyebarkannya.
Tae Baek terkejut mendengar penjelasan dari laki2 itu.


Tae Baek menyusuri jalanan dengan langkah gontai. Ia teringat kata2 laki2 tadi.
“Sebenarnya tidak ada produk tanpa kecacatan, dari sudut pandang konsumen. Agen iklan yang dikenal sebagai peniup peluit, adalah perusahaan terakhir yang mereka ajak kerja sama. Bukan hanya untuk perusahaan kami saja, tapi juga perusahaan lain.”


Geumsan lagi rapat. Kubu Addie VS Kubu Direktur Hwang!! Direktur Hwang mengejek Addie dengan berkata kalau Addie tidak pintar matematika. Ia tanya berapa hasil 30 juta dari Geumsan Konstruksi dikurangi 5 juta dari BK? Ayah Addie mengingatkan Direktur Hwang kalau tujuan dari rapat mereka adalah mencari solusi, bukannya berdebat. Direktur Hwang menatap tajam ayah Addie dan menyuruh ayah Addie mundur dari jabatannya.

Addie pun berkata, “Ada dua hal yang mau kukatakan. Pertama aku minta maaf. Kedua, hasilnya 25 juta. Aku akan meningkatkannya sebelum kuartal ini berakhir.
Kubu Addie terkejut. Direktur Hwang mengejek Addie dengan bilang, “Apa kau tidak bisa membaca kalender? Kuartal ini akan segera berakhir.
“Aku tahu. Aku akan berusaha sebaik mungkin.” Jawab Addie.
“Kau bahkan tidak berkedip saat melihat pedang yang akan menusuk lehermu.” Ucap Direktur Hwang.

Direktur Hwang melirik ayah Addie dan berkata, “Jika proyek ini gagal, pikirkan siapa diantara kalian berdua yg akan mengundurkan diri.”
Ayah Addie kesal mendengarnya. Addie dan ayahnya keluar dari ruang rapat. Ayah Addie bertanya, “Bagaimana dengan CEO Baek?”
“Sepertinya dia sulit dibaca.” Jawab Addie.
“Kita kehilangan BK!” ucap ayah Addie kesal.
Tiba2, ayah Addie berhenti berjalan. Ia menatap Addie dan bertanya, “Apa maksudmu tentang keluarga kerajaan? Apa kau mengencani putri CEO Baek?”
“Aku akan memberitahumu kalau aku sudah yakin akan hal itu.” Jawab Addie.
“Kalau begitu culik pengantin wanitanya. Tidak peduli itu kencan atau bisnis. Kau harus bertindak cepat.” Suruh ayah Addie.


Addie terdiam, lalu tersenyum. Ayah Addie tanya kenapa? Addie bilang, “Bukankah ayah kenal dengan Direktur Best Foods? Kudengar ayah pernah menggarap iklan untuknya?”
“Iya, kenapa memangnya?” tanya ayah Addie.
“Mereka akan meluncurkan produk baru. Kenalkan aku pada Presdir Choi agar aku bisa mengambil iklan Best Foods.” Jawab Addie.

Boss Ma menemui seorang temannya. Temannya berkata, “Sekarang sedang masa resesi, kenapa kau mau kembali ke dunia periklanan?”
Boss Ma diam saja. Ia menenggak minumannya.



Di GRC, Ma Yi Cha melihat ayahnya sedang minum2. Ia bergumam, “Dia kumat lagi.” Ma Yi Cha mencoba menyuruh sang ayah berhenti minum. Tapi sang ayah marah. “Aku lelah sekali! Ma Yi Cha diam saja. Ia kesal dan sedih melihat kondisi ayahnya. Akhirnya, ia pun pergi meninggalkan ayahnya.

(Sedih ngeliat Boss Ma kayak gitu. Boss Ma yang biasanya ceria, sekarang jadi murung gitu)


Di Geumsan, Ji Yoon bersiap2 pulang. Addie mengikuti Ji Yoon dari belakang. Ji Yoon gak menyadari hal itu. Ia lalu menoleh ke belakang saat sadar ada yang mengikutinya. Dirinya terkejut mengetahui org yang mengikutinya adalah Addie.
“Kau tidak marah padaku kan karena kejadian tadi?” tanya Addie.
“Tidak.” Jawab Ji Yoon.
“Apa kau sekarang akan pulang?” tanya Addie.
“Ya.” Jawab Ji Yoon.
“Bagus. Kalau kau tidak sibuk, maukah kau membantuku?” tanya Addie.

Ah Ri memperhatikan mereka dengan pandangan kesal. Ia cemburu Ji Yoon mendapat perhatian besar dari Addie.

(Akhirnya scene yg ditunggu2 keluar juga..... Addie sweet banget...)

Addie meminta diajari memanjat oleh Ji Yoon. Sambil memasang alat pengaman, Ji Yoon menjelaskan kalau awalnya memanjat akan membuat pemula menjadi stress. Addie menjawab mantap kalau dia mau mencobanya. Ji Yoon kembali menjelaskan kalau tidak dilakukan dengan benar, maka tangan dan kaki akan kehilangan keseimbangan. Addie manggut2 mendengar penjelasan Ji Yoon.


Ji Yoon melihat simpul pengaman Addie terlalu longgar. Ji Yoon pun mendekat dan membantu Addie menguatkan simpul pengamannya. Ji Yoon bilang kalau simpul pengamannya terlalu longgar, Addie bisa jatuh dan terluka. Addie tampak terkesima pada Ji Yoon.

Ji Yoon memanjat duluan. Addie tersenyum melihat Ji Yoon yang kesusahan memanjat.


Addie lalu mengikuti Ji Yoon. Kini, Addie sudah sampai di ketinggian yang sama dengan Ji Yoon. Ji Yoon heran melihatnya. Addie menyuruh Ji Yoon mengikutinya. Addie pun kembali memanjat. Ji Yoon melihat Addie dengan tatapan tidak percaya. Dia tak menyangka Addie semahir itu.


Ji Yoon mencoba mengejar Addie yang sudah mencapai puncak. Namun tiba2, Ji Yoon terjatuh. Untung Addie langsung menangkap tangan Ji Yoon. “Apa kau baik2 saja?” tanya Addie.
Ji Yoon diam saja. Ia masih terpana pada Addie.
“Harusnya kau menaburi tanganmu dengan kapur biar tidak licin.” Ucap Addie lagi.
“Aku baik2 saja. Bisakah kau membantuku sampai ke puncak?” tanya Ji Yoon.
“Ya, baiklah.” Jawab Addie.


Ji Yoon tetap berusaha sampai ke puncak meski dia tampak kewalahan.


Addie mengantarkan Ji Yoon pulang. Addie tanya, “Apa stressmu berkurang?”
Ji Yoon tersenyum dan menjawab, Ya. Addie juga tersenyum dan berkata kalau dia juga senang hari itu. Addie lalu bertanya, “Mulai sekarang apa boleh aku meminta bantuanmu jika aku sedang stress?”
“Ya. Terima kasih untuk hari ini dan hati2 di jalan.” Jawab Ji Yoon.


Bibi berjalan mengendap2 dan berhenti di belakang Ji Yoon. Ji Yoon masih tersenyum melihat kepergian Addie. Saat membalikkan badannya, ia berseru kaget melihat bibinya. Bibi pun bertanya, “Siapa pria itu?”
“Direktur Kang.” Jawab Ji Yoon santai.
“Apa kau jatuh cinta padanya?” tanya bibi.
“Siapa yang jatuh cinta?” elak Ji Yoon.
“Jangan membodohiku. Aku tahu kau sedang jatuh cinta.” Jawab sang bibi.


Di kamarnya, Ji Yoon senyum2 sendiri mengingat kebersamaannya dengan Addie tadi. Bibi yang tiduran di kasur melihat senyum Ji Yoon. Ia pun berkata, “Sepertinya kau memiliki kemajuan.”
“Apa?” tanya Ji Yoon.
“Direktur Kang.” Jawab bibi.
“Bagaimana kau tahu?” tanya Ji Yoon.
“Di jidatmu ada tulisannya. Pacaran.” Ucap bibi.
“Kami tidak pacaran. Tapi, dia terlihat charming hari ini.” Jawab Ji Yoon sembari tersenyum.
“Aku iri padamu. Aku juga ingin punya pacar. ” Ucap bibi lagi.
“Aku kan sudah bilang padamu, kami tidak pacaran.” Jawab Ji Yoon.


Sesampainya di GRC, Tae Baek mendapati Boss Ma sudah tidur pulas di kursi. Ia melihat botol2 soju di meja dengan perasaan sedih. Tae Baek mendekati Boss Ma dan menyelimuti Boss Ma.
“Boss, bersemangatlah. Akan kulakukan apapun untuk membuatmu bangkit lagi.” Ucap Tae Baek.


Tiba2, Ma Yi Cha datang. Ia mengajak Tae Baek bicara di luar.


Sesampainya diluar, Ma Yi Cha menyuruh Tae Baek pergi dari GRC. Tae Baek bertanya alasannya. Yi Cha bilang kalau dia dan ayahnya hidup nyaman sebelum Tae Baek datang. Tapi sekarang hidup kami penuh petualangan.”
“Bukankah itu sangat menyenangkan? Ayahmu juga bisa kembali ke dunia periklanan karena aku.” Jawab Tae Baek.

Ma Yi Cha membalikkan badannya dan menatap Tae Baek.
“Diam dan pergilah!” usir Yi Cha.
“Ayahku setelah dicampakkan dari dunia periklanan, kerjaannya hanya mabuk2an. Karena itu, ibuku menceraikannya. Dia hampir berhasil hidup bahagia dengan melakoni pekerjaannya sebagai pemasang papan iklan. Tapi sekarang kau malah menyeretnya masuk ke lubang itu lagi. Jadi berhenti mengganggu kami dan pergilah.” Ucap Yi Cha lagi.
“Aku tidak mengerti kenapa Ma Jin Ga, sang legendaris, bisa membusuk di tempat seperti ini. Tapi sekarang aku mengerti. Semua itu karena anaknya.” Jawab Tae Baek.
“Apa maksudmu?” tanya Yi Cha.
“Ma Yi Cha, siapapun tidak bisa mengusirku.” Ucap Tae Baek.


Yi Cha mencengkram kerah baju Tae Baek dan berkata, “Kau mau mati!”
“Apa kau pikir ayahmu akan bahagia setelah keluar dari dunia periklanan? Karena kau membenci hal itu, dia tidak menunjukkan penderitaannya dan memilih mengubur mimpinya. APA KAU TIDAK PERNAH BERPIKIR!  Ayahmu sangat bersemangat saat bekerja. Jadi berhentilah membelenggu hidupnya dan bebaskan dia!” jawab Tae Baek.

Yi Cha diam saja. Ia menatap tajam Tae Baek. Tiba2, Boss Ma keluar.  “Ada apa dengan kalian? Aku jadi tidak bisa tidur.”


Boss Ma dan Tae Baek bicara berdua.
“Kenapa aku meninggalkan dunia periklanan?” tanya Boss Ma.
“Aku sudah mendengar ceritanya. Apa produk mereka?” jawab Tae Baek.
“Susu bayi. Aku melakukan banyak penelitian dan menemukan zat berbahaya di dalamnya. Tapi klienku tidak mempedulikannya. Kau tahu, seorang pengiklan tidak boleh menjual produk yang bertentangan dengan hati nuraninya.” jawab Boss Ma.
“Jadi karena itu kau menceritakannya pada media? Pekerjaan yang bagus.” Ucap Tae Baek.
“Ya, aku sudah melakukan pekerjaan yang bagus. Dan karirku hancur.” Jawab Boss Ma.
“Seharusnya kau bilang padaku lebih awal, jadi aku tidak akan mengikutimu.” Ucap Tae Baek.
“Hey! Aku kan sudah menolakmu dari awal!” jawab Boss Ma.


Boss Ma beranjak pergi meninggalkan Tae Baek. Tae Baek berkata lagi, “Kau dapat membaca pikiran pelanggan, tapi tidak dengan pikiran muridmu.”
“Aku tidak punya apa2 lagi untuk mengajarimu. Apa kau tahu jalan pintas menjadi org sukses? Menempel pada org yang bisa membuatmu sukses.” Jawab Boss Ma.
“Itulah alasanku menempel padamu, Boss.
“Omong kosong apa yang kau bicarakan?” tanya Boss Ma.


Tae Baek mendekati Boss Ma. Lalu berkata, “Untuk itulah kau harus menempel pada org yang bisa membuatmu bangkit lagi. Ma Jin Ga. Sampai hatimu sembuh, aku akan terus ada untukmu. Aku akan meminjamkan lenganku dan juga dua mataku.”
Sepertinya Boss Ma kembali bersemangat nih.

Tae Baek jongkok dan menyuruh Boss Ma naik ke punggungnya. Boss Ma menendang pantat Tae Baek. LOL. Boss Ma pun beranjak pergi. Boss Ma kembali menoleh ke Tae Baek dan menyuruh Tae Baek istirahat karena besok pagi mereka akan kembali bekerja. Tae Baek senang melihat semangat Boss Ma yang kembali tinggi.


Di kamarnya, Boss Ma tertawa melihat kumpulan iklannya. Ia menangis teringat saat Tae Baek memaksa dirinya menjadi guru Tae Baek. Ia juga ingat saat membantu membangkitkan kembali restoran gangster. Dan di sana, Ma Yi Cha menemukan fotonya dengan orang tua Ji Yoon.


Esok paginya, Tae Baek menyapa semua karyawan GRC dengan penuh semangat. Ma Yi Cha diam saja menatap Tae Baek. Tiba2, Boss Ma keluar dari kamarnya dengan penampilan baru. Dengan gayanya yang lucu, ia bertanya, “Bagaimana penampilanku? Penampilan membentuk kepribadian seseorang? Apa aku terlihat keren?”
Sun Hye bilang, “Aku lebih suka gayamu yang dulu.”
“Apa kau tidak mengerti fashion?” ucap Boss Ma sewot.
“Apa yang akan kau lakukan hari ini? Kemana kau akan pergi dengan penampilan seperti itu?” tanya Tae Baek.
“Kemana lagi kalau bukan mencari pelanggan.” Ucap Boss Ma dengan gayanya yang lucu banget.


Boss Ma menyuruh Tae Baek mengikutinya. Tiba2, Yi Cha memanggil ayahnya. Langkah sang ayah pun terhenti. Yi Cha memakaikan topi yang menjadi maskot Boss Ma. Boss Ma senang dan bilang kalau dia sangat bangga punya anak seperti Ma Yi Cha. Sambil membetulkan letak topinya, ia pun bilang tidak boleh pergi tanpa topi kebanggaannya itu. Tae Baek tersenyum melihat hubungan ayah dan anak itu.


Boss Ma dan Tae Baek dalam perjalanan ke Best Foods. Tae Baek sedikit ragu kalau Best Foods akan memilih mereka untuk menggarap iklannya. Boss Ma cerita, saat karirnya hancur, Best Foods memintanya menggarap iklan mereka. Tapi Boss Ma menolaknya karena saat itu ia tidak memiliki keyakinan akan berhasil. Tae Baek tanya, bagaimana sekarang? Sambil mengacungkan dua jempolnya, Boss Ma bilang kalau keyakinannya sudah kembali.


Sementara itu di Best Foods, ada Addie dan Ah Ri. Presdir Best Foods berkata, “Apa kalian menyukai ramyun? Pengiklan ramyun harus memiliki selera yang cocok dengan lidah orang Korea.”
“Berdasarkan pengalaman saya di LN, selera dan gaya hidup orang Korea sedikit kebarat2an. Jika ingin sukses kita harus tahu apa yang diinginkan konsumen.” Jawab Addie.


Presdir Best Foods menghela napas. Addie melirik Ah Ri. Ah Ri yang mengerti langsung memberikan konsep iklan mereka ke Presdir Best Foods. Presdir Best Foods melihat tangan Ah Ri, lalu berkata, “Tanganmu sangat cantik. Jari2mu panjang. Bagus.”
Ah Ri yang gak bingung bertanya, “Apa?”
“Ayo kita sama2 membuat iklan yang bagus.” Jawab Presdir Best Foods.


Tae Baek dan Boss Ma yang baru saja tiba di Best Foods kaget melihat Ah Ri dan Addie. Ah Ri dan Addie juga kaget melihat mereka. Mereka saling menghampiri. Addie tanya ada urusan apa Tae Baek datang ke Best Foods. Tae Baek menjawab, “Sepertinya kau sangat tertarik padaku. Tapi sayangnya aku tidak tertarik padamu.”
“Sepertinya kau tidak bisa membedakan urusan pribadi dengan pekerjaan.” Jawab Addie.
“Yang membuat Termos BK adalah Geumsan Ad. Dari situ aku bisa lihat kau punya maksud lain.” Jawab Tae Baek.
“Ayo pergi.” Ucap Ah Ri pada Addie.
“Kau tahu kan yang membuat termos Bak Nyeon adalah GRC?” tanya Tae Baek lagi.


Addie dan Ah Ri tampak kesal. Tae Baek mengoceh lagi, “Bagaimana bisa iklan yang dibuat dengan anggaran yang besar bisa dikalahkan oleh perusahaan kecil?”
“Siapapun tahu perbedaan kemampuan dengan keberuntungan. Tapi kurasa kau pasti tidak tahu perbedannya.” Jawab Addie.
“Apa?!” ucap Tae Baek kaget.
“Kau Presdir Ma Jin Ga kan?” tanya Addie.
“Ternyata aku sangat terkenal.” Jawab Boss Ma.
“Ya, kau sangat terkenal sebagai pengungkap aib.” Ucap Addie.
“Apa?” tanya Boss Ma.


Addie dan Ah Ri beranjak pergi. Tae Baek kesal dengan ucapan Addie. Tiba2, Addie menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke Tae Baek dan memberitahukan jika kedatangan Tae Baek berhubungan dengan iklan, maka Tae Baek terlambat karena Best Foods sudah memutuskan bekerja sama dengan Geumsan.


Dalam perjalanan pulang, Boss Ma mengeluh. “Aku tidak pernah ditusuk seperti ini sebelumnya.”
Tae Baek yang lagi nyetir menjawab, “Itu tidak ada apa2nya dibandingkan dengan apa yang dilakukannya padaku soal iklan mobil Dae Sung.”
“Hey, siapa namanya?” tanya Boss Ma.
“Addie Kang.” Jawab Tae Baek.
“Orang2 yang tidak punya bakat apapun dilihat dari namanya.” Jawab Boss Ma.
“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Tae Baek.
“Best Foods dijalankan oleh pasangan yang sudah menikah. Best Foods diambil dari nama terakhir mereka, Choi dan Gu. Keputusan penting perusahaan diambil oleh keduanya. Tapi pernikahan mereka sudah berada di ujung tanduk. Jika Wakil Presdir Go ada di pihak kita, kita masih punya satu kesempatan.” Jawab Boss Ma.


Boss Ma dan Tae Baek sedang bermain anggar dengan Wakil Presdir Go. Tapi mereka kewalahan melawan Wakil Presdir Go. Selesai bermain anggar, Wakil Presdir Go bertanya, “Jadi kau mau beriklan denganku? Bukankah dulu kau sudah menolaknya?”
“Saat itu aku tidak yakin bisa melakukan yang terbaik. Kau tahu kan aku selalu bekerja dengan baik.” Jawab Boss Ma.



Wakil Presdir Go bangkit dari duduknya. Ia menatap Tae Baek dan bertanya apakah Tae Baek yang membuat iklan tunawisma itu. Tae Baek memperkenalkan dirinya. Boss Ma memuji2 Tae Baek di depan Wakil Presdir Go.
“Jika aku tidak memikirkan masa lalu, pasti aku sudah memilihmu untuk menggarap iklanku. Tapi kau sudah keluar dari dunia periklanan cukup lama dan sangat sulit mendapatkan persetujuan dari suamiku.” Jawab Wakil Presdir Go.
“Tapi suamimu mau bekerja sama dengan Geumsan Advertising dimana Kang Han Chul (ayah Addie) bekerja di sana.” Ucap Boss Ma.
“Benarkah itu?” tanya Wakil Presdir Go.
“Apakah aku pernah berkata bohong selama ini?” ucap Boss Ma.
“Baiklah. Berikan konsep iklan kalian dan aku akan segera menghubungimu.” Jawab Wakil Presdir Go.

(Jeng2, ada masalah apa nih antara Wakil Presdir Go dengan bokap Addie)


Tae Baek menunggu Boss Ma di ruangan itu. Setelah Boss Ma datang, Tae Baek tanya kenapa Wakil Presdir Go berubah pikiran begitu mendengar nama Han Chul. Boss Ma sambil senyum2 menjelaskan kalau Wakil Presdir Go pernah memergoki suaminya bermesraan dengan seorang model dan Han Chul lah yang mengenalkan model itu pada suaminya.  Tae Baek pun tanya jadi Wakil Presdir Go membenci Kang Han Cul. Boss Ma menjelaskan kalau Kang Han Chul juga musuhnya. Boss Ma bilang kalau Han Cul lah yang sudah menghancurkan karirnya.


“Kita harus berhati2 dengan Best Foods.” Ucap Addie pada Ah Ri di ruangannya.
“Tapi kan mereka sudah memberikan kontraknya pada kita. Apa tidak sebaiknya kita mulai bekerja saja?” jawab Ah Ri.
“Tapi mereka belum menandatangani kontrak itu.” Jawab Addie.
“Aku mengerti. Manajer..”


Kata2 Ah Ri terputus lantaran Ji Yoon masuk ke ruangan Addie. Melihat Ji Yoon, Ah Ri langsung beranjak dari ruangan Addie. Ji Yoon memberikan konsepnya pada Addie. Addie memuji konsep Ji Yoon. Senyum Ji Yoon mengembang. Addie bilang efisiensi kerja akan meningkat jika stress berkurang. Ia mengajak Ji Yoon memanjat lagi.


Di luar ruangan Addie, Ah Ri kesal melihat kedekatan Ji Yoon dan Addie.


Ji Yoon yang baru sampai di mejanya di panggil Ah Ri. Ah Ri tanya apa ada sesuatu yang membuat Ji Yoon senang. Ji Yoon bilang tidak ada. Ah Ri bertanya lagi apa Ji Yoon punya waktu malam ini. Semula Ji Yoon mengira Ah Ri ingin dia melakukan sesuatu. Namun saat Ah Ri bilang ingin mengajak Ji Yoon minum, Ji Yoon kaget.


Ji Yoon dan Ah Ri minum2 di kafe. Ji Yoon yang bingung, bertanya apa yang mau dikatakan Ah Ri. Ah Ri bercerita. “Aku bertemu dengan Tae Baek hari ini. Aku bertemu dengannya saat sedang meeting dengan klien. Sepertinya dia sangat membenciku. Dulu kami sangat dekat. Tapi sekarang  dia berubah. Hal itu membuat hatiku tidak tenang.”
“Kenapa kau menceritakan ini padaku?” tanya Ji Yoon bingung.
“Dulu aku tidak suka kau bersama dengannya. Tapi sekarang aku mendukung kalian. Tae Baek adalah laki2 yg baik.” Jawab Ah Ri.
“Aku tahu Tae Baek laki2 yg baik. Tapi kami hanya berteman. Kalau kau hanya mau mengatakan hal ini, kau kan bisa mengatakannya di kantor. Kau tidak perlu menghabiskan uangmu dengan mengajakku ke sini.” Ucap Ji Yoon.
“Ini adalah suap. Aku tidak punya banyak teman karena terlalu sibuk bekerja. Apa kau mau menemaniku minum2 Baek Ji Yoon? Minum sendirian tidak menyenangkan.” Jawab Ah Ri.


Ji Yoon dan Ah Ri minum2 sampai mabuk. Ji Yoon yang suka mabuk, mengoceh. “Apa kau tahu apa yang kupikirkan saat pertama kali bertemu denganmu. Kenapa kau sangat cantik?”
Ah Ri tertawa mendengarnya. Ia pun berkata, “Saat pertama kali bertemu denganmu, aku pikir kau gadis nakal.”
“Kenapa?” tanya Ji Yoon.
“Saat pertama kali meeting denganmu, matamu sangat berbinar ketika menatapku. Dan itu agak membebaniku.”
“Kenapa?”
“Karena kau memiliki resiko yang sangat potensial untuk dihancurkan.”
“Menakutkan sekali. Tapi aku harus tetap ada di sisimu.

Ah Ri lantas mengajak Ji Yoon minum lagi. Tapi Ji Yoon menolaknya dan beranjak pergi. Tanpa Ji Yoon sadari, ponselnya tertinggal di meja. Ponsel Ji Yoon berbunyi. Ah Ri mengangkat telepon Ji Yoon. Telepon dari Tae Baek.


Selesai bicara dengan Ah Ri di telepon, Tae Baek langsung datang menemui Ah Ri dan Ji Yoon. Tampak Ji Yoon yang tertidur di meja. Dari wajahnya, jelas sekali kalau Tae Baek malas berurusan dengan Ah Ri.
“Apa yang terjadi?” tanya Tae Baek.
“Duduklah dulu.” Jawab Ah Ri.


Tae Baek tetap berdiri. Ah Ri mengajak Tae Baek minum2. Tae Baek meminta Ah Ri menjelaskan apa yang terjadi. Ah Ri tersenyum simpul dan berkata, “Jangan membuatku terlihat aneh. Aku hanya minum beberapa gelas untuk mengusir rasa stress. Dan aku berpikir untuk minum denganmu juga.”

Akhirnya Tae Baek duduk disamping Ji Yoon. Ah Ri berkata lagi, “Apa yang terjadi hari ini, mungkin akan terjadi lagi. Manajer Kang orang yang tegas. Tapi kau tidak perlu mundur. Semakin banyak konflik, kau akan semakin terluka.”
Tae Baek diam saja mendengar kata2 Ah Ri. Ah Ri pun beranjak pergi. Tae Baek menyuruh Ah Ri pulang naik taksi.


Sepeninggalan Ah Ri, Tae Baek melihat Ji Yoon sudah tidur. Tae Baek mendekatkan wajahnya pada Ji Yoon dan menyuruh Ji Yoon bangun. Karena Ji Yoon tidak bangun juga, Tae Baek pun berteriak, BANGUN!! Ji Yoon bangun dan terkejut melihat Tae Baek disampingnya. Tae Baek heran kenapa Ji Yoon minum banyak sekali.


Tae Baek mengajak Ji Yoon pulang. Ji Yoon berjalan sempoyongan di depan Tae Baek. Tae Baek mau menggendong Ji Yoon, tapi Ji Yoon menolak. Ji Yoon mengaku hanya minum sedikit. Tiba2, Ji Yoon jatuh. Tangannya terluka. Tae Baek berjongkok dan menyuruh Ji Yoon naik ke punggungnya. Ji Yoon menolak dan kembali berjalan. Takut Ji Yoon kenapa2, Tae Baek pun langsung menggendong Ji Yoon. Ji Yoon yang tak bisa tenang membuat mereka terjatuh.


BERSAMBUNG
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments